Ikhwafillah, hari ini ane menemukan lagi sebuah catatan menarik yang kondisinya mirip/persis dengan kondisi di wajihah ana di pertanian unsyiah, semoga catatan ini memberi inspirasi dan semangat baru serta niat tulus ikhlas semata2 kepada Allah.
"Alangkah indahnya syuro" |
“Apa targetnya?
Capainnya apa? Alurnya seperti apa? Parameter keberhasilannya apa? Konsepnya
yang jelas ya!!”
Kata-kata
diatas mungkin sudah akrab di telinga kita. Bahkan jadi menu makan siang kita.
Ya..itulah aktivitas syuro.’ Islam mengajarkan bahwa segala sesuatu kuputusan
hendaknya diawali dengan jalan yang baik, salah satunya musyawarah/syuro.’ Ya,
karena dengan syuro’ yang kita dahulukan hendaknya bisa membuka grendel
keangkuhan yang ada di hati. Menyatukan pikiran-pikiran yang menghasilkan
sebuah keputusan yang bisa bermanfaat bagi ummat.
Mengingat
urgensi syuro’ ini maka dibutuhkan persiapan yang baik pula. Baik itu niatan,
rihiyah, fikriyah bahkan jasadiyah. Jangan sampai kita datang syuro’ dengan
“energi sisa”. Energi sisa praktikum, sisa ujian, sisa kuliah, sisa makan, dll.
Karena hasilnya pun menjadi “keputusan sisa.” Tak jarang dalam satu hari para
aktivis da’wah bisa menghadiri 3 syuro’ bahkan lebih. Bila persiapan kita tidak
baik maka gejala yang timbul adalah kepala terasa berat, diajak ngomong ga’
nyambung bahkan tingkahnya aneh-aneh.
Coba
deh…kita orientasikan kembali syuro–syuro’ kita yang dijalani selama ini untuk
mendapat ridho Allah semata. Allah ghoyatuna…..Karena Alloh adalah tujuan akhir
kita. Jangan kita terjebak dengan tujuan-tujuan “antara” yang ingin kita capai,
seperti suksesnya suatu kegiatan misalnya. Boleh jadi keberhasilan-keberhasilan
yang akan kita capai adalah baik tapi itu dalam sudut pandang kita, tapi
bagaimana dengan ridho Allah?!! Oleh karena itu, minimal coba kembali menata
niatan kita setiap kali akan syuro’. Dan mencoba berusaha dengan jalan yang
benar-benar diridhoi oleh Allah. Dan jangan sampai terkena sindromnya ya…
Mendorong kita
untuk terjun dengan da’wah ini…..
Da’wah yang
tenang, namun lebuh gemuruh
Dari tiupan
angin topan yang menderu…..
Da’wah yang
rendah hati, namun lebuh perkasa
Dari
keangkuhan gunung yang menjulang…
Da’wah yang terbatas, namun jangkauannya
Lebuh luas dari belahan bumi seluruhnya..
[Majmu’ah rasail, hal 141]
Handa
Ingat!!!
Syuro’ hanya bagian kecil penopang dakwah. Terkadang yang terjadi di lapangan
adalah rajin melakukan koordinasi, padahal saat itulah seharusnya beraksi.
Dakwah tidak bisa dibangun dengan berlelah-lelah dalam majelis syuro’! (red)
artikel ini
diambil dari arsip ksai al uswah 2004-2005 yang telah ditampilkan dalam buletin
internal ksai movement. dipublish agar lebih bermanfaat… ^_^
Tidak ada komentar:
Posting Komentar