(Catatan perjalanan di education camp 4 LDK Fosma Unsyiah)
Oleh : Afriandi C,Sp
Matahari sudah
kembali ke peraduan, rapat ditutup dengan satu kesepakatan untuk melaksanakan
agenda jurit malam, biar seru semua senter peserta disita oleh panitia sebelum
kegiatan berlangsung dan akan dibagikan 1 senter untuk 1 tim. Azan magrib
berkumandang, segera saya keluar dari forum rapat tersebut dan bergegas bersama
akhi Budi FT (ketua Fuat) menuju ke mesjid, unikya kami melewati tangga yang
lantai belum di cor, jika kurang waspada bisa tergelincir jatuh, maklum suasana
sekitarnya mulai gelap.
Shalat
Maghrib yang luar biasa hebat, dikerubuti oleh nyamuk-nyamuk, usai shalat
dilanjutkan tausiyah dari Akhi Ikhwan (ketua panitia) dengan tema Ekonomi dalam
prespektif islam, ulasan sederhana tentang ekonomi dengan mengaitkan ke-islaman
memang dirasa cocok, terlebih beliau dari fakultas ekonomi, ya iyalah..masa ya
iya dong… bakal ngak nyambung jika yang nyampaikan itu anak pertanian atau anak
teknik.
Tausiyah
yang mengetarkan jiwa para santri di pesantren empe awe pun berakhir, beranjak
saya kembali, tapi kali ini menuju tempat penginapan para peserta ikhwan,
tepatnya berada di komplek santri ikhwan pesantren empe awe, disana panitia
menyediakan 2 ruang, satu untuk peserta dan panitia, di dalam ruang panitia
lumyan lapang, di atas lantai sudah digelar
terpal biru, beberapa dari panitia coba istirahat sejenak setelah
melakukan agenda lumayan padat hari ini, sebagian tamapak sibuk memakai lotion
anti nyamuk maklum saja nyamuk disini ganas terutama bagi para pendatang baru
di Empe Awee.
Karena
perlengkapan masih tertinggal di mess, segera saya bergerak kembali ke mess
untuk mengambil tas sekaligus persiapan shalat isya berjamaah, di mess berjumpa
kembali dengan para trainer jurit malam, ya
diskusi kembali terasa alot mengenai
persiapan cek titik /pos jurit jam 10 malamnya. Azan isya berkumandang
bergegas kami keluar, saya yang berpapasan dengan akh mulya kembali ke
mushalla, kali ini suasana agak gelap meyelimuti perjalanan, sial karena kurang
awas beberapa kali terkena ranjau darat alias kotoran sapi yang berceceran di
sekitar jalan menuju mess, padahal sejak tadi sore sudah mewanti-wanti agar
jangan kena pada malamnya,
Ditemani
cahaya dari HP Akh Mulya, ku coba berjalan dengan pelan, “Akh ngak kebayang
jadinya jika senter para peserta disita semua sama panitia, lha kita yang masih
pake hp aja masih ke injek ranjau “ ujar saya ke akh mulya pasca insiden ranjau
darat, “hmm kalo gitu nanti kita sampaikan di rapat jam 10 ke akh budi” jawab akh mulya sambil mengawasi
jalan.
Sesampai
di tempat wudhu segera bergegas membersihkan serpihan ranjau darat tersebut dan
berwudu, terasa air segar pegunungan di seluruh anggota wudhu, bergegas segera
bergabung dengan jamaah isya lainnya. Usai isya kembali ke aula untuk persiapan
makan malam bersama peserta EC 4.
Sambil menanti
makan malam tiba, saya memindahkan tas dan perlengkapan lainnya ke meja dekat
pintu mess, di sudut meja tergelatak dispenser kosong tanpa air sedikitpun.tak
lama kemudian beberapa panitia mulai membawa konsumsi ke dalam mess, saat itu
saya lupa, ada seorang dari panitia ikhwannya yang mengusulkan penjatahan makan
malam bagi peserta EC 4 mengingat tamu yang hadir dari luar lumayan rame (itu
termasuk juga saya), namun kondisinya jadi terbalik, penjatahan urung dilakukan
dan akhirnya krisis konsumsi pun terjadi, ya mengingat dan menimbang mereka (
peserta EC 4) adalah prioritas utama, jadilah malam itu trainer dan panitia
menunda makan. Wah kepanikan mulai terjadi, beberapa trainer ikhwan
berinisiatif untuk segera merapat ke kantin dekat aula. Setidaknya ada makanan yang bisa
menunda kelaparan di malam itu.
(mencari dunia yang hilang kita
lanjutkan ke bagian ketiga, bersambung)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar