Rabu, 07 Desember 2011

Mencari Dunia yang hilang di Empe Awee, bagian kedua


(Catatan perjalanan  di education camp 4 LDK Fosma Unsyiah)
Oleh : Afriandi C,Sp


Matahari sudah kembali ke peraduan, rapat ditutup dengan satu kesepakatan untuk melaksanakan agenda jurit malam, biar seru semua senter peserta disita oleh panitia sebelum kegiatan berlangsung dan akan dibagikan 1 senter untuk 1 tim. Azan magrib berkumandang, segera saya keluar dari forum rapat tersebut dan bergegas bersama akhi Budi FT (ketua Fuat) menuju ke mesjid, unikya kami melewati tangga yang lantai belum di cor, jika kurang waspada bisa tergelincir jatuh, maklum suasana sekitarnya mulai gelap.

            Shalat Maghrib yang luar biasa hebat, dikerubuti oleh nyamuk-nyamuk, usai shalat dilanjutkan tausiyah dari Akhi Ikhwan (ketua panitia) dengan tema Ekonomi dalam prespektif islam, ulasan sederhana tentang ekonomi dengan mengaitkan ke-islaman memang dirasa cocok, terlebih beliau dari fakultas ekonomi, ya iyalah..masa ya iya dong… bakal ngak nyambung jika yang nyampaikan itu anak pertanian atau anak teknik.

            Tausiyah yang mengetarkan jiwa para santri di pesantren empe awe pun berakhir, beranjak saya kembali, tapi kali ini menuju tempat penginapan para peserta ikhwan, tepatnya berada di komplek santri ikhwan pesantren empe awe, disana panitia menyediakan 2 ruang, satu untuk peserta dan panitia, di dalam ruang panitia lumyan lapang, di atas lantai sudah digelar  terpal biru, beberapa dari panitia coba istirahat sejenak setelah melakukan agenda lumayan padat hari ini, sebagian tamapak sibuk memakai lotion anti nyamuk maklum saja nyamuk disini ganas terutama bagi para pendatang baru di Empe Awee.

            Karena perlengkapan masih tertinggal di mess, segera saya bergerak kembali ke mess untuk mengambil tas sekaligus persiapan shalat isya berjamaah, di mess berjumpa kembali dengan para trainer jurit malam, ya  diskusi kembali terasa alot mengenai  persiapan cek titik /pos jurit jam 10 malamnya. Azan isya berkumandang bergegas kami keluar, saya yang berpapasan dengan akh mulya kembali ke mushalla, kali ini suasana agak gelap meyelimuti perjalanan, sial karena kurang awas beberapa kali terkena ranjau darat alias kotoran sapi yang berceceran di sekitar jalan menuju mess, padahal sejak tadi sore sudah mewanti-wanti agar jangan kena pada malamnya,

            Ditemani cahaya dari HP Akh Mulya, ku coba berjalan dengan pelan, “Akh ngak kebayang jadinya jika senter para peserta disita semua sama panitia, lha kita yang masih pake hp aja masih ke injek ranjau “ ujar saya ke akh mulya pasca insiden ranjau darat, “hmm kalo gitu nanti kita sampaikan di rapat jam 10  ke akh budi” jawab akh mulya sambil mengawasi jalan.

            Sesampai di tempat wudhu segera bergegas membersihkan serpihan ranjau darat tersebut dan berwudu, terasa air segar pegunungan di seluruh anggota wudhu, bergegas segera bergabung dengan jamaah isya lainnya. Usai isya kembali ke aula untuk persiapan makan malam bersama peserta EC 4.

Sambil menanti makan malam tiba, saya memindahkan tas dan perlengkapan lainnya ke meja dekat pintu mess, di sudut meja tergelatak dispenser kosong tanpa air sedikitpun.tak lama kemudian beberapa panitia mulai membawa konsumsi ke dalam mess, saat itu saya lupa, ada seorang dari panitia ikhwannya yang mengusulkan penjatahan makan malam bagi peserta EC 4 mengingat tamu yang hadir dari luar lumayan rame (itu termasuk juga saya), namun kondisinya jadi terbalik, penjatahan urung dilakukan dan akhirnya krisis konsumsi pun terjadi, ya mengingat dan menimbang mereka ( peserta EC 4) adalah prioritas utama, jadilah malam itu trainer dan panitia menunda makan. Wah kepanikan mulai terjadi, beberapa trainer ikhwan berinisiatif untuk segera merapat ke kantin dekat  aula. Setidaknya ada makanan yang bisa menunda kelaparan di malam itu.

(mencari dunia yang hilang kita lanjutkan ke bagian ketiga, bersambung)

           


           

Tidak ada komentar:

Posting Komentar