Jumat, 30 Desember 2011

Mencari Dunia yang hilang di Empe Awee, bagian ketiga


(Catatan perjalanan  di education camp 4 LDK Fosma Unsyiah)
Oleh : Afriandi C,Sp


Bersama dengan trainer dadakan lainnya (Akh Mulya, Akh Budi FT, dan Akh Fahri Fisip) merapat di warung dekat mess, suasana warung agak sepi, di dalam bilik warung tampak pemilik dengan keluarganya sedang rehat menonton acara salah satu TV Swasta, sesekali menganti chanel ke TV Lokal yang menyiarkan acara Pantun Berbahasa Aceh yang biasa di pandu oleh Apa Kaoy dan kawan-kawan.

“Bang peu na bak warong nyoe” ujar fahri kepada pemilik warung, “Mandum na dek, ” tukas pemilik warung,
 “Bang biasa jieh bak hino tangun biasa pu reuboh..?? (sambil memegang cup pop mie)
Reuboh ngon ie suum dek …
Ok lah bang, Pop mie saboh, sesaat fahri berfikir kemudian
Oh, hana jadeh bang, tapi telat kali fahri , pemilik warung sudah terlanjur membuka segel pop mie, terpaksa fahri memesan kembali

Eh kalian mau makan apa???, Pop Mie ada, Indomie juga ada..., fahri coba menawarkan paket makan malam sederhana kepada kami, “ di warung ini cuma ada yang seduh pake air panas, ngak da masak goreng atau rebus. “ Ana pesan juga, Indomie seduh ya, “sahut akh Mulya.
Saya dan budi masih bigung cari makan apa, ku putuskan untuk milo panas sedangkan Akh budi FT milo dingin, aneh malam yang begitu dingin begini si Budi pesan Milo dingin, entahlah apa yang difikirkan.
Di warung tersebut bukan hanya kami berempat, beberapa saat kemudian datanglah hafiz dan muri yang mengambil posisi di meja sebelah kiri kami, tak lama datanglah akh zamzami meramaikan suasana warung tersebut.

Malam terus berlalu, di dalam aula peserta masih dengan semangat mendengar muhsabah akhir tahun, walaupun diserang kantuk yang hebat masih ada yang bertahan dengan khusyuk materi yang disampaikan ustad.

Materi muhasabah pun berakhir jam 11 malam lewat, para peserta bergegas kembali ke messnya masing-masing, tidak untuk panitia dan trainer, mereka masih duduk bertahan di Aula untuk membereskan aula untuk persiapan rapat evaluasi untuk kegiatan dini hari nanti.

Semua panitia ikhwan berkumpul sambil menikmati bubur di meja, tak lama    datang akh budy membawa pesanan kami, tiga buah plastik besar berisi nasi goreng dan juice, akh budy member isyarat kepada saya untuk membagikan sebagian kepada akhwatnya.

Usai membagikan pesanan tersebut, barulah saya menikmati nasgor kali ini sebungkus berdua bersama akh budi FT di meja panjang aula yang diikuti oleh panitia ikhwan lainnya. Disaat bersamaan rapat persiapan jurit dan out bond berlangsung segit, saya memantau dari kejauhan sambil menunggu hasil dari syuro tersebut, namun akh budi memanggil kami semua yang masih duduk di atas meja untuk merapat ke forum rapat tersebut.

Rapat yang begitu panjang dan diskusi yang melelahkan akhirnya berakhir tepat pada tengah malam, hasilnya tim konsumsi harus menyiapkan konsumsinya lebih cepat dari biasanya dan agenda jurit malam dihapus kareana pertimbangan fisik peserta yang besok pagi akan melaksanakan out bond di daerah perbukitan Empee Awee.

Raut wajah beraneka ragam menerima hasil akhir, tapi itulah hasil syuro yang wajib ditaati semua pihak bagi kepentingan bersama.  (bersambung ke bagian empat)













Tidak ada komentar:

Posting Komentar