(Catatan perjalanan di education camp 4 LDK Fosma Unsyiah)
Oleh : Afriandi C,Sp
Bersama dengan
trainer dadakan lainnya (Akh Mulya, Akh Budi FT, dan Akh Fahri Fisip) merapat
di warung dekat mess, suasana warung agak sepi, di dalam bilik warung tampak
pemilik dengan keluarganya sedang rehat menonton acara salah satu TV Swasta,
sesekali menganti chanel ke TV Lokal yang menyiarkan acara Pantun Berbahasa Aceh
yang biasa di pandu oleh Apa Kaoy dan kawan-kawan.
“Bang peu na
bak warong nyoe” ujar fahri kepada pemilik warung, “Mandum na dek, ” tukas
pemilik warung,
“Bang biasa jieh bak hino tangun biasa pu
reuboh..?? (sambil memegang cup pop mie)
Reuboh ngon ie
suum dek …
Ok lah bang,
Pop mie saboh, sesaat fahri berfikir kemudian
Oh, hana jadeh
bang, tapi telat kali fahri , pemilik warung sudah terlanjur membuka segel pop
mie, terpaksa fahri memesan kembali
Eh kalian mau
makan apa???, Pop Mie ada, Indomie juga ada..., fahri coba menawarkan paket
makan malam sederhana kepada kami, “ di warung ini cuma ada yang seduh pake air
panas, ngak da masak goreng atau rebus. “ Ana pesan juga, Indomie seduh ya,
“sahut akh Mulya.
Saya dan budi
masih bigung cari makan apa, ku putuskan untuk milo panas sedangkan Akh budi FT
milo dingin, aneh malam yang begitu dingin begini si Budi pesan Milo dingin,
entahlah apa yang difikirkan.
Di warung
tersebut bukan hanya kami berempat, beberapa saat kemudian datanglah hafiz dan
muri yang mengambil posisi di meja sebelah kiri kami, tak lama datanglah akh
zamzami meramaikan suasana warung tersebut.
Malam terus
berlalu, di dalam aula peserta masih dengan semangat mendengar muhsabah akhir
tahun, walaupun diserang kantuk yang hebat masih ada yang bertahan dengan
khusyuk materi yang disampaikan ustad.
Materi
muhasabah pun berakhir jam 11 malam lewat, para peserta bergegas kembali ke
messnya masing-masing, tidak untuk panitia dan trainer, mereka masih duduk
bertahan di Aula untuk membereskan aula untuk persiapan rapat evaluasi untuk
kegiatan dini hari nanti.
Semua panitia
ikhwan berkumpul sambil menikmati bubur di meja, tak lama datang akh budy membawa pesanan kami, tiga
buah plastik besar berisi nasi goreng dan juice, akh budy member isyarat kepada
saya untuk membagikan sebagian kepada akhwatnya.
Usai
membagikan pesanan tersebut, barulah saya menikmati nasgor kali ini sebungkus
berdua bersama akh budi FT di meja panjang aula yang diikuti oleh panitia
ikhwan lainnya. Disaat bersamaan rapat persiapan jurit dan out bond berlangsung
segit, saya memantau dari kejauhan sambil menunggu hasil dari syuro tersebut,
namun akh budi memanggil kami semua yang masih duduk di atas meja untuk merapat
ke forum rapat tersebut.
Rapat yang
begitu panjang dan diskusi yang melelahkan akhirnya berakhir tepat pada tengah
malam, hasilnya tim konsumsi harus menyiapkan konsumsinya lebih cepat dari
biasanya dan agenda jurit malam dihapus kareana pertimbangan fisik peserta yang
besok pagi akan melaksanakan out bond di daerah perbukitan Empee Awee.
Raut wajah
beraneka ragam menerima hasil akhir, tapi itulah hasil syuro yang
wajib ditaati semua pihak bagi kepentingan bersama. (bersambung ke bagian empat)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar