Selasa, 27 Desember 2011

Kenapa Harus Merayakan Tahun Baru.???



Islamedia - Duaar bunyi petasan, terompet dan lainnya seperti tidak pernah lepas dari tradisi tahun baru masehi. Tak terasa memang beberapa hari lagi kita akan meninggalkan 2011 dan berlanjut ke 2012. Banyak orang memaknai tahun baru ini, dan banyak pula sahabat-sahabat kita salah menyikapi tahun baru masehi. Ngomong-ngomong tahun baru masehi. Sahabat sudah tahu belum sejarah tahun baru masehi?

Sejarah Tahun Baru Masehi
Tahun Baru pertama kali dirayakan pada tanggal 1 Januari 45 SM. Tidak lama setelah Julius Caesar dinobatkan sebagai kaisar Roma, ia memutuskan untuk mengganti penanggalan tradisional Romawi yang telah diciptakan sejak abad ketujuh SM. Dalam mendesain kalender baru ini, Julius Caesar dibantu oleh Sosigenes, seorang ahli astronomi dari Iskandariyah, yang menyarankan agar penanggalan baru itu dibuat dengan mengikuti revolusi matahari, sebagaimana yang dilakukan orang-orang Mesir.

Satu tahun dalam penanggalan baru itu dihitung sebanyak 365 seperempat hari dan Caesar menambahkan 67 hari pada tahun 45 SM sehingga tahun 46 SM dimulai pada 1 Januari. Caesar juga memerintahkan agar setiap empat tahun, satu hari ditambahkan kepada bulan Februari, yang secara teoritis bisa menghindari penyimpangan dalam kalender baru ini. Tidak lama sebelum Caesar terbunuh di tahun 44 SM, dia mengubah nama bulan Quintilis dengan namanya, yaitu Julius atau Juli. Kemudian, nama bulan Sextilis diganti dengan nama pengganti Julius Caesar, Kaisar Augustus, menjadi bulan Agustus.

1 Januari Bukan Tahun Baru Kita
Saat ini, tahun baru 1 Januari telah dijadikan sebagai salah satu hari suci umat Kristen. Namun kenyataannya, tahun baru sudah lama menjadi tradisi sekuler yang menjadikannya sebagai hari libur umum nasional untuk semua warga Dunia.

Pada mulanya perayaan ini dirayakan baik oleh orang Yahudi yang dihitung sejak bulan baru pada akhir September. Selanjutnya menurut kalender Julianus, tahun Romawi dimulai pada tanggal 1 Januari. Paus Gregorius XIII mengubahnya menjadi 1 Januari pada tahun 1582 dan hingga kini seluruh dunia merayakannya pada tanggal tersebut.

Evaluasi Diri Bukan Hanya Tahun Baru
“Demi Waktu. Sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian. Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasihat menasihati supaya mentaati kebenaran dan nasihat menasihati supaya menetapi kesabaran” (QS al-Ashr [103] 1-3)

Kita mengetahui kalau tahun baru masehi adalah bukan kebudayaan kita sebagai umat muslim. Namun masih banyak sahabat kita diluar sana yang secara sadar atau tidak sadar ikut pula merayakannya. Padahal Rasulullah SAW bersabda “Barangsiapa yang menyerupai suatu kaum, maka ia termasuk golongan mereka” (HR Imam Ahmad dalam Musnad-nya jilid II, hlm. 50).
masih mau ikutan lagi? Lalu apa tindakan kita sebagai aktivis yang katanya melankolis, juga romantis tapi sayang berkumis ^_^? 

Menjadikan tahun baru ini untuk dijadikan momen memperbaiki diri memang tidak ada salahnya. Namun alangkah lebih baik baik lagi jika sahabat rohis bisa memperbaiki diri setiap hari, Rasulullah saw. bersabda: “Sebaik-baiknya manusia adalah orang yang diberi panjang umur dan baik amalannya, dan sejelek-jeleknya manusia adalah orang yang diberi panjang umur dan jelek amalannya.” (HR Ahmad)

Tetapi yang jelas, kita sebagai anak rohis yang mengaku ISLAM FOREVER harus berani mengambil keputusan untuk tidak untuk merayakan tahun baru masehi. Sebab memang bukan dari budaya islam, dan islam tidak pernah mengajarkan untuk merayakannnya dengan kembang api dan hal-hal yang mubazir untuk dilakukan. “Ada dua nikmat, dimana manusia banyak tertipu di dalamnya; kesehatan dan kesempatan.” (HR Bukhari).


(dengan sedikit penyesuaian bahasa).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar