Kamis, 05 Juli 2012

Mengasah Kebiasaan Menulis ADK


"Bagaimana meningkatkan kemampuan menulis bagi ADK ?
 adakah tips-tips sederhana yang bisa diterapkan ?"

Membaca dan Menulis adalah dua hal yang tidak bisa dipisahkan dalam Dakwah kita, dua kemampuan inilah yang membuat kita bisa menikmati Al Quran (dalam bentuk tulisan buku), memahami dengan seksama Hadits Shohih dari para Imam Besar dan Kitab-kitab Islam dari para pemikir Islam di masa lalu. Karena kemampuan mereka dalam menulislah, sejarah Islam terus berkembang dan tak surut di telan waktu. Dari tulisan lah kita pula dapat memahami bagaimana sejarah Islam dan Dunia, dan dari tulisanlah kita akan merekayasa sejarah di masa depan.

Bagi seorang ADK, menulis adalah sebuah tuntutan. Seringkali sejarah dakwah kampus kita terputus atau hilang jejak karena dokumentasi dalam bentuk tulisan yang tidak ter-kumpul dengan baik. Atau, karena tulisan yang dilahirkan oleh ADK yang masih terbatas membuat banyak sekali pemikiran tentang Islam, Peradaban, atau Dakwah Kampus yang tidak diketahui oleh masyarakat luas. Dan pemikiran-pememikiran yang lalu lalang di dunia maya justru di dominasi oleh hal-hal yang kontraproduktif dengan Islam itu sendiri.

Padabagian ini saya mencoba memberikan bagaimana agar para ADK mampu mengasah kemampuan menulis mereka yang harapan kedepannya mampu bermanfaat untuk perkembangan dakwah kita di Indonesia dan Dunia.
Langkah pertama yang perlu disiapkan sebelum seseorang menulis tentu adalah Membaca. Semakin banyak bacaan yang kita serap, berdampak terhadap seberapa banyak kosakata yang dapat kita tuliskan nantinya. Membaca buku tentu perlu di jadwalkan secara khusus, dan alangkah baiknya bila ADK menjadi buku sebagai sahabat yang selalu menemani kemanapun. ADK dapat memulai dengan membiasakan diri untuk mengalokasikan sebagian uangnya dan membeli buku serta menyediakan tempat di tas/ransel untuk menaruh sebuah buku. Sehingga buku dapat di baca saat dalam perjalanan atau menunggu.
Baiknya memang setiap ADK memiliki target bacaan setiap bulannya. Apakah 2-3 buku perbulan dengan variasi tentunya. Jangan hanya terpaku pada satu jenis buku saja, buat variasi tema, genre hingga ketebalan buku. Agar pikiran kita terbiasa untuk mengkonsumsi berbagai pemikiran dan nantinya dapat bermanfaat untuk mengembangkan sintesa pemikiran baru yang nantinya akan dituliskan.
Langkah kedua adalah memilih tema tulisan yang akan ditekuni. Percayalah bahwa setiap orang bisa dan mampu untuk menulis. Hanya saja kadang mereka tidak cukup percaya diri bahwa tulisan mereka sangat layak. Dan percayalah, bahwa setiap orang memiliki kekhasan masing-masing dalam mengekspresikan pikirannya dalam kata-kata, sehingga saya berani berpendapat bahwa semua tulisan itu bagus dan bermakna. Memilih tema tulisan sangat penting untuk memulai sebuah tulisan, apakah anda akan membuat novel, artikel bebas, opini media, buku pemikiran atau buku dengan jenis lainnya. Tema ini akan berpengaruh kepada gaya penulisan, objek yang akan membaca hingga apa yang dituliskan itu sendiri.
Langkah ketiga, membandingkan gaya penulisan orang lain dengan tema yang akan anda tuliskan. Tujuannya adalah agar memperkaya cara penulisan serta padanan diksi yang akan digunakan. Sangat penting bagi kita untuk belajar dari para penulis yang sudah terbukti kapasitasnya. Walau memang banyak yang mengatakan bahwa setiap orang memiliki ke-khasan masing-masing. Tetapi dengan melihat referensi dari penulis lain, kita akan lebih mengetahui apa potensi penulisan kita yang bisa dikembangkan. Untuk nantinya kita bisa mengembangkan cara penulisan yang sesuai dengan gaya kita masing-masing.
Langkah keempat adalah menulis itu sendiri. Memulai tulisan tidak butuh harus “sekali jadi”, bisa juga bertahap. Artinya tulisan itu bisa dicicil, saat “mood” kita mulai menulis, dan saat inspirasi datang kita menulis. Walau memang perlu juga kita “memaksakan” diri untuk menulis itu. Jika Anda memiliki akses ke komputer atau laptop tentu akan sangat memudahkan dalam menulis. Pastikan potensi akses tersebut dimanfaatkan untuk membuahkan beberapa inspirasi tulisan.
Langkah kelima dan yang terakhir adalah mempublikasikan tulisan tersebut. Baik itu melalui blog pribadi, atau media online, jejaring sosial atau apapun yang dapat memberikan kesempatan bagi masyarakat umum untuk memberikan masukan atau tanggapan bagi tulisan anda. Jangan khawatir, bila ada pandangan negatif tentang tulisan anda. Anggap saja itu sebagai kontribusi orang lain agar anda lebih giat dalam belajar menulis.


sumber : http://fsldkjadebek.com/pmldk/?p=87#more-87

Tidak ada komentar:

Posting Komentar