Ibadah cara otak kiri : ~ Kaya dulu baru sedekah, baru umrah. ~ Mapan dulu, baru menikah, baru punya anak. ~ Cukup dulu, baru berbakti kepada orang tua. ~ Dapat nikmat dulu, baru bersyukur, baru khusnudzon ~ Punya kebebasan waktu dulu, baru shalat dhuha, baru shalat tahajjut. ~ Merasa berdosa dulu baru shalat taubat, baru istighfar ~ Selesai shalat dulu, baru dzikir. ~ Dzikir dengan hitung2an khusus Sepintas ini nampak masuk akal.
Padahal otak kanan dan agama malah mengajarkan kebalikannya : ~ Sedekah dulu, baru rejekinya bisa berlimpah ~ Menikah dulu, baru rejekinya bisa berlebih
~ Bersyukur, khusnudzon, istighfar dan dzikir itu mesti diamalkan
kapanpun, dimanapun, dan tidak harus ada sebab2 khusus, juga tidak harus
ada hitungan2 khusus( boleh sih boleh tapi taidak harus) ~ Tidak percaya..? coba aja sendiri.. ^__^
~ Memang, otak kiri dan otak kanan senantiasa bekerja beriringan dan
saling mendukung. Apalagi terkait ibadah, otak kiri sangat berperan
untuk keteraturan dan penghafalan. Apa yg disesalkan disini adalah pola
pikir kiri yg berlebihan terutama soal rasionalistis.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar