Sabtu, 24 Maret 2012

KEBOHONGAN PEMERINTAH TERKAIT SUBSIDI BBM



"Selamat pagi, sahabat kompasiania kesempatan kali ini kita akan bahas isu yang sedang hangat di bicarakan yaitu terkait kebijakan Pemerintah untuk menaikan harga BBM dengan dalih ” APBN 2012 JEBOL” yang saya dapat pastikan itu hanyalah sebuah kebohongan dari Pemerintah rezim SBY saat ini. Data ini saya Dapatkan Dari sahabat saya Iwan Piliang seorang Citizen Reporter yang menghadiri Seminar oleh Institut Bisnis dan Informatika Indonesia (IBII) pada tanggal 21 Maret 2012 yang di pelopori oleh Kwik Kian Ge dan Prof Kurtubi.
Dalam paparan ini saya memberlakukan penyederhaan atau simplifikasi dengan maksud untuk memperoleh gambaran yang sangat jelas tentang esensinya saja.
Maka saya mengasumsikan bahwa semua minyak mentah Indonesia dijadikan satu jenis BBM saja, yaitu bensin Premium. Metode ini sering digunakan untuk memperoleh gambaran tentang esensi atau inti permasalahannya. Metode ini dikenal dengan istilah method of decreasing abstraction, terutama kalau dilanjutkan dengan penyempurnaan dengan cara memasukkan semua detil dari data dan kenyataan, yang dikenal dengan istilah putting the flesh on the bones.
Cara perhitungan yang saya lakukan dan dijadikan dasar untuk paparan hari ini ternyata 99% sama dengan perhitungan oleh Pemerintah yang tentunya sangat mendetil dan akurat.
Dengan data dan asumsi yang sama, Pemerintah mencantumkan kelebihan uang tunai sebesar Rp. 96,8 trilyun, dan saya tiba pada kelebihan uang tunai sebesar Rp. 97,955 trilyun
berikut ini penjelasannya saya uraikan lebih spesifik :
Kepada masyarakat diberikan gambaran bahwa setiap kali harga minyak mentah di pasar internasional meningkat, dengan sendirinya pemerintah harus mengeluarkan uang esktra, dengan istilah “untuk membayar subsidi BBM yang membengkak”.
Harga minyak mentah di pasar internasional selalu meningkat. Sebabnya karena minyak mentah adalah fosil yang tidak terbarui (not renewable). Setiap kali minyak mentah diangkat ke permukaan bumi, persediaan minyak di dalam perut bumi berkurang. Pemakaian (konsumsi) minyak bumi sebagai bahan baku BBM meningkat terus, sehingga permintaan yang meningkat terus berlangsung bersamaan dengan berkurangnya cadangan minyak di dalam perut bumi. Hal ini membuat bahwa permintaan senantiasa meningkat sedangkan berbarengan dengan itu, penawarannya senantiasa menyusut.
Sejak lama para pemimpin dan cendekiawan Indonesia berhasil di “brainwash” dengan sebuah doktrin yang mengatakan : “Semua minyak mentah yang dibutuhkan oleh penduduk Indonesia harus dinilai dengan harga internasional, walaupun kita mempunyai minyak mentah sendiri.” Dengan kata lain, bangsa Indonesia yang mempunyai minyak harus membayar minyak ini dengan harga internasional.
Harga BBM yang dikenakan pada rakyat Indonesia tidak selalu sama dengan ekivalen harga minyak mentahnya. Bilamana harga BBM lebih rendah dibandingkan dengan ekivalen harga minyak mentahnya di pasar internasional, dikatakan bahwa pemerintah merugi, memberi subsidi untuk perbedaan harga ini. Lantas dikatakan bahwa “subsidi” sama dengan uang tunai yang harus dikeluarkan oleh pemerintah, sedangkan pemerintah tidak memilikinya. Maka APBN akan jebol, dan untuk menghindarinya, harga BBM harus dinaikkan.
Pikiran tersebut adalah pikiran yang sesat, ditinjau dari sudut teori kalkulasi harga pokok dengan metode apapun juga. Penyesatannya dapat dituangkan dalam angka-angka yang sebagai berikut.
Harga bensin premium yang Rp. 4.500 per liter sekarang ini ekivalen dengan harga minyak mentah sebesar US$ 69,50 per barrel. Harga yang berlaku US$ 105 per barrel. Lantas dikatakan bahwa pemerintah merugi US$ 35,50 per barrel. Dalam rupiah, pemerintah merugi sebesar US$ 35,50 x Rp. 9.000 = Rp. 319.500 per barrel. Ini sama dengan Rp. 2009, 43 per liter (Rp. 319.500 : 159). Karena konsumsi BBM Indonesia sebanyak 63 milyar liter per tahun, dikatakan bahwa kerugiannya 63 milyar x Rp. 2009,43 = Rp. 126,59 trilyun per tahun. Maka kalau harga bensin premium dipertahankan sebesar Rp. 4.500 per liter, pemerintah merugi atau memberi subsidi sebesar Rp. 126,59 trilyun. Uang ini tidak dimiliki, sehingga APBN akan jebol.
Pikiran yang didasarkan atas perhitungan di atas sangat menyesatkan, karena sama sekali tidak memperhitunkan kenyataan bahwa bangsa Indonesia memiliki minyak mentah sendiri di dalam perut buminya.
Pengadaan BBM oleh Pertamina berlangsung atas perintah dari Pemerintah. Pertamina diperintahkan untuk mengadakan 63 milyar liter bensin premium setiap tahunnya, yang harus dijual dengan harga Rp. 4.500 per liter. Maka perolehan Pertamina atas hasil penjualan bensin premium sebesar 63.000.000.000 liter x Rp. 4.500 = Rp. 283,5 trilyun.
Pertamina disuruh membeli dari:
Pemerintah
37,7808 milyar liter
dengan harga Rp. 5.944/liter =
Rp. 224,5691tr
Pasar internasional
25,2192 milyar liter
dengan harga Rp. 5.944/liter =
Rp. 149,903 tr




Jumlahnya
63 milyar liter
dengan harga Rp. 5.944/liter =
Rp. 374,4721 tr




Biaya LRT
63 milyar liter @Rp. 566

Rp. 35,658 tr




Jumlah Pengeluaran Pertamina

Rp. 410,13 tr




Hasil Penjualan Pert
63 milyar liter @ Rp. 4.500

Rp. 283,5 tr




PERTAMINA DEFISIT/TEKOR/KEKURANGAN TUNAI

Rp. 126,63 tr.
=============
Tabel di atas menunjukkan bahwa setelah menurut dengan patuh apa saja yang diperintahkan oleh Pemerintah, Pertamina kekurangan uang tunai sebesar Rp. 126,63 trilyun.
Pemerintah menambal defisit tersebut dengan membayar tunai sebesar Rp. 126,63 trilyun yang katanya membuat jebolnya APBN, karena uang ini tidak dimiliki oleh Pemerintah.
Ini jelas bohong di siang hari bolong. Kita lihat baris paling atas dari Tabel denga huruf tebal (bold), bahwa Pemerintah menerima hasil penjualan minyak mentah kepada Pertamina sebesar Rp. 224,569 trilyun. Jumlah penerimaan oleh Pemerintah ini tidak pernah disebut-sebut. Yang ditonjol-tonjolkan hanya tekornya Pertamina sebesar Rp. 126,63 trilyun yang harus ditomboki oleh Pemerintah
Dalam pembicaraan tentang BBM, kata “subsidi BBM” yang paling banyak dipakai. Kebanyakan dari elit bangsa kita, baik yang ada di dalam pemerintahan maupun yang di luar mempunyai pengertian yang sama ketika mereka mengucapkan kata “subsidi BBM”.
Ketika mulut mengucapkan dua kata “subsidi BBM”, otaknya mengatakan “perbedaan antara harga minyak mentah internasional dengan harga yang dikenakan kepada bangsa Indonesia.” Ketika mulut mengucapkan “Subsidi bensin premium sebesar Rp. 2.009 per liter”, otaknya berpikir : “Harga minyak mentah USD 105 per barrel setara dengan dengan Rp. 6.509 per liter bensin premium, sedangkan harga bensin premium hanya Rp. 4.500 per liter”.
Mengapa para elit itu berpikir bahwa harga minyak mentah yang milik kita sendiri harus ditentukan oleh mekanisme pasar yang dikoordinasikan oleh NYMEX di New York ?
Karena mereka sudah di brain wash bahwa harga adalah yang berlaku di pasar internasional pada saat mengucapkan harga yang bersangkutan. Maka karena sekarang ini harga minyak mentah yang ditentukan dan diumumkan oleh NYMEX sebesar USD 105 per barrel atau setara dengan bensin premium seharga Rp. 6.509 per liter, dan harga yang diberlakukan untuk bangsa Indonesia sebesar Rp. 4.500 per liter, mereka teriak : “Pemerintah merugi sebesar Rp. 2.009 per liter”. Karena konsumsi bangsa Indonesia sebanyak 63 milyar liter per tahun, maka Pertamin merugi Rp. 126,567 trilyun per tahun.
Selisih ini disebut “subsidi”, dan lebih konyol lagi, karena lantas mengatakan bahwa “subsidi” ini sama dengan uang tunai yang harus dikeluarkan”.
Kita saksikan mulai maraknya demonstrasi menolak kenaikan harga bensin premium. Bukan hanya karena kenaikan yang akan diberlakukan oleh Pemerintah memang sangat memberatkan, tetapi juga karena rakyat dengan cara pikir dan bahasanya sendiri mengerti bahwa yang dikatakan oleh Pemerintah tidak benar.
Banyak yang menanyakan kepada saya : Kita punya minyak di bawah perut bumi kita. Kenapa kok menjadi sedih kalau harganya meningkat ? Orang punya barang yang harganya naik kan seharusnya lebih senang ?
Dalam hal minyak dan bensin, dengan kenaikan harga di pasar internasional bukankah kita harus berkata : “Untunglah kita punyak minyak sendiri, sehingga harus mengimpor sedikit saja.”
KESIMPULAN
Kesimpulan dari paparan kami yalah :
1. Pemerintah telah melanggar UUD RI
2. Pemerintah telah mengatakan hal yang tidak benar kepada rakyatnya, karena mengatakan mengeluarkan uang tunai sebesar Rp. 126 tr, sedangkan kenyataannya kelebihan uang tunai sebesar Rp. 97,955 trilyun.
3. Dengan menaikkan premium menjadi Rp. 6.000 per liter, Pemerintah ingin memperoleh kelebihan yang lebih besar lagi, yaitu sebesar Rp. 192,455 trilyun, bukan sekedar menutup “bolongnya” APBN.
4. Pertamina sudah mengambil keuntungan besar dari rakyat Indonesia dalam hal bensin Pertamax dan Pertamax Plus. Nampaknya tidak rela hanya memperoleh kelebihan uang tunai sebesar Rp. 97,955 trilyun dari rakyatnya. Maunya sebesar Rp. 192,455 trilyun dengan cara menaikkan harga bensin premium menjadi Rp. 6.000 per liter.
Disampaikan Oleh Kwik Kian Gie
Dalam Seminar oleh Institut Bisnis dan Informatika Indonesia (IBII) pada tanggal 21 Maret 2012

Senin, 19 Maret 2012

Mencari Dunia yang hilang di Empe Awee, bagian ke-6 (Habis)


(Catatan perjalanan  di education camp 4 LDK Fosma Unsyiah)
Oleh : Afriandi C,Sp



Tim survey ikhwan dan akhwat kembali ke titik awal, tempat dimana memakirkan kuda besi kami. Di antara bukit dan padang rumput yang hijau menyibak semangat ane untuk berazzam bisa mencapai salah satu puncak bukit di pegunungan Empe Awee.
Saatnya back to mess, ane bersama dua sarjana muda (Akh Zam dan Akh Ujang) yang dari tadi kebigungan mencari tumpangan, akhirnya menaiki alias nebeng dengan kereta supra ane, padahal ane sudah wanti- wanti ke mereka kalo ban belakang kereta ane bisa bocor di perjalanan karena 3 in 1 dengan mereka.
So bujukan maut akh Zam n Akh Ujang bikin ane luluh, rasanya saying kalo ditinggalin, mana messnya jauh lagi… diperjalanan ane jadi ketar –ketir , bocor-ngak ya ban belakang, sesekali bunyi pelek menyikut batu jalanan, tapi akh Zam n Akh Ujang cuek bebek, malah asyik ngomong pake bahasa Sunda.
Tak lama sampailah kami di Mess, segera ane bergabung dengan jamaah makan pagi ;lainnya, lauk ala kadar sisa2 perjuangan yang penting ada buat ngisiin tenaga sehari full di lapangan.
***
Jam 09.00 di lapangan mesjid Empe Awee, Akh Zam mengomandani barisan peserta ikhwan n akhwat serta memberi petunjuk teknis di lapangan. Ane menunggu instruksi untuk mengawal barisan peserta di belakang.
Ternyata benar rombongan peserta akhwat kena “super  trap” jalan lingkar Empe Awee, alhasil panitia akhwat yang mendampingi barisan adik2nya jadi kelimpungan, segera ane bergegas member tanda ke jalur utama menuju tempat out-bond,
***
Jam 09.30, kembali ketitik out-bond, segera merakit game spider web, eh jarring yang ane buat diambil alih untuk akhwat, gawat waktu tinggal sedikit, para peserta ikhwan mulai datang ke pos , dengan memutar otak liat kiri kanan Cuma ada tali tambang 2 utas dan 1 botol aqua, cukup untuk rakit game baru, akh budy jadi bigung tak kala ane suruh balik adik2 tersebut ke pos utama minta password, padahal strategi ulur waktu untuk rakit game yang ane beri nama “ Mini Titian Sirrah” (game yang aneh -____-! ).
Peserta ikhwan kembali ke pos ane, dan game siap di mulai, arahan sedikit dari ku buat peserta, karena teknis game nya Akh Budy ngak tau, “ adik2, gamenya adalah membawa botol aqua dari titik A ke titik B diamana cincin tali tidak boleh menyentuh relnya (tali tambang) dalam waktu 5 menit, dan botol tak boleh terjatuh jika terjadi kesalahan ulangi kembali, pemenang adalah yang mencapai titik B sambill bertakbir di puncak.
1…2..3, mulai, para peserta mulai serius dan akhirnya mereka mencoba game aneh ciptaan ane, berikutnya juga dialami oleh kelompok ikhwan yang datang berikutnya. Karena Cuma 2 kelompok, usai juga tugas ane sebagai trainer n jurkun pos tersebut bersama Akh Budy, kalau yang trainer akhwat mesti lanjut karena pesertanya ada 4 kelompok. Saatnya ane n akh budy bergegas menuju puncak empe awe sambil mengibarkan bendera fosma di atas sana

***
Angin semilir meniup diantara daun telingaku, ternyata sampai juga pendakian bersama akhi budi di puncak bukit empe awe, terlihat dari jauh hilir mudik peserta EC 4 (education camp IV) mencari pos yang sudah ditentukan oleh trainer, sesekali gema yel-yel peserta menambah ramai riuh ceria kegiatan hari terakhir EC 4. Disudut lain pemandangan dari atas bukit terlihat jelas mesjid pesantren berwarna putih di arah barat, posisinya yang agak tinggi di ikuti perumahan dan komplek sekolah bersusun bagaikan anak tangga yang bertepi dengan sawah di bawahnya menambah khas suasana pedesaan yang kini jarang ku lihat di Banda Aceh.
Angin mengalihkan pandanganku kearah lain, disana terlihat jelas barisan bukit yang dengan pandang rumput yang gersang disertai  lembah yang dipenuhi pepohonan. Sayang saat itu tidak ada kamera, sepertinya hambar jika tak mengambil panorama tersebut. Beberapa kali ku coba melepaskan kejenuhan dengan memencet tuts toa, yang suaranya melengking ke penjuru area. Bang budi langsung menginstruksikan kepadaku untuk memasang slayer hitam dan pada saat itu juga bang budi turun ke bawah untuk mengambil konsumsi.
Waktu terus berjalan, awan hitam mulai bersiap menghampiriku yang sedang duduk manis diatas puncak empe awe bersama rombongan peserta ikhwan yang berlomba mengambil slayer hitam, ane sadar ternyata  inilah dunia yang hilang tersebut, bersyukur bahwa tempat ini masih sangat asri belum terjamah tangan2 jahil manusia, ngak kebayang 2020 nanti seperti apa ya, ane rindu suasasna ini. Suasana di atas bukit empe awee menyanyikan lagu jejak (Izzis) bersama peserta ikhwan dan trainer lainnya. Langit menangis menemani perjalanan kami turun ke bumi (maksudnya turun ke bawah).

__THE END__



           


Jumat, 16 Maret 2012

Akhwat Bukan Puteri Keraton




'Jilbaber bukan puteri keraton'.
Pernyataan ini ku dapat di buku 'Biarkan Cinta Menyapa', karya Dadang Kriswanto.
Aku jadi teringat ketika suatu hari aku diajak kawan yang kuliah di fakultas pertanian unsyiah pergi ke ujung pancu, untuk survei tempat buat acara perekrutan ldk al ihsan. Kemudian jadilah aku pergi bersama mereka. Aku mengira yang pergi cuma ikhwannya aja,tapi kemudian kuperhatikan,kami selalu diikuti beberapa orang akhwat. Penasaran,aku menanyakan pada bang muaz. Bang muaz bilang mereka memang akhwat ldk al ihsan. Kami pergi kesana sekitar jam 12 dan kami shalat zuhur di masjid teuku umar. Selepas zuhur, kami langsung ke ujong pancu. Sekitar jam 1, kami mulai pendakian. Ikhwan yang pergi ada beberapa orang diantaranya yang ku ingat dan ku kenal adalah bang muaz, didi, habib, bang husin, dan 2 lagi yang aku tidak ingat namanya. Kami mulai mendaki tanpa berhenti dan akhwat2 yang mengikuti kami juga jalan terus tanpa minta berhenti! Bisa dibayangkan,mereka berjalan tanpa istirahat, tanpa cadangan air yang cukup, dengan jalan berlumpur,dan mendaki selama sekitar 15 menit, dan di lanjutkan dengan jalan menurun sekitar 25 menit, juga tanpa berhenti! Hebat! Yang lebih luar biasanya lagi, adalah ketika pulang, kami harus terburu2 karena hari agak mendung dan shalat asar juga sudah tiba. Kami jalan cepat2 dan mau tidak mau, mereka -akhwatnya- juga harus jalan cepat. Dan yang paling luar biasa adalah komentar mereka tentang tempat itu: mantap, tempatnya sesuai!
Hal yang jauh berbeda ketika ldk al mudarris buat perekrutan di tempat yang sama adalah komentar akhwat2 nya: cukup kali ini aja kita buat acara disini..
Aku juga cukup dekat dengan yusuf, salah seorang ikhwan pertanian. Dari dia mengalirlah cerita tentang akhwat2 pertanian yang luar biasa militan. Bukan hal yang asing katanya, bila dalam suatu kegiatan, akhwat2 nya angkat2 meja, kursi, whiteboard, kotak2 berisi buku, dll. Alasannya mungkin sederhana: yang bakalan dapat imbalan kebaikannya kan aku, bukan dia, jadi selama aku masih bisa kerjain, ya, aku akan kerjakan. Dan juga tentunya karena jumlah ikhwan yang memang sedikit..
Itu hanya satu dua kisah tentang akhwat2 perkasa.
Di tempat lain, aku mendengar ada akhwat yang ke sawah dan tetap setia dengan pakaian taqwanya, tetap pake manset dan kaos kaki!
Kemudian aku juga perhatikan akhwat2 yang tinggal di dekat rumahku. Kos ku sekitar 15 menit jalan cepat dari kampus unsyiah dan iain, dan tiap hari mereka jalan kaki ke kampus, hanya untuk menuntut ilmu!
Aku juga pernah mendengar cerita seseorang, bagaimana seorang akhwat menghadiri rapat jam 7 pagi saat hujan lebat, dan dia jalan kaki dari sektor timur unsyiah ke kantor pemerintahan mahasiswa lama jalan putro phang. Hebatnya, dia datang sebelum jam 7, saat hujan masi turun dengan lebat!
Kakak2 di ldk al mudaris juga pernah bercerita, tentang bagaimana mereka pergi bolak balik dari rku ke musala al mudaris di jalan inong balee, cuma untuk lihat pengumuman apakah ada rapat hari ini! Saat itu belum ada ponsel, dan ikhwah yang punya kendaraan juga sangat jarang. So, mereka jalan kaki di tengah panas2 cuma untuk mastikan apakah hari itu ada rapat apa tidak! Subhanallah...
Mungkin kita hari ini terlalu manja,ya. Manja dengan segala fasilitas yang ada. Aku yakin 99 % ikhwah punya ponsel dan banyak juga yang punya kendaraan. Labi-labi juga udah ada sejak jam 6 pagi, damri sejak jam 7 pagi, tapi untuk buat rapat jam 8 aja kita sering telat...


Selasa, 13 Maret 2012

PERAN PUSKOMDA DALAM PERCEPATAN DAKWAH KAMPUS

Sebagai PUSKOMDA suatu wilayah, adakan masukan agar kami bisa mengoptimalkan peran sebagai PUSKOMDA khususnya untuk percepatan pembangunan lembaga dakwah kampus di wilayah kami ?

PUSKOMDA atau pusat komunikasi daerah FSLDK merupakan koordinator dakwah untuk lembaga dakwah kampus pada daerah tertentu. Sebagai contoh, tahun lalu GAMAIS ITB di amanahkan sebagai PUSKOMDA Bandung Raya yang mengkoordninir sekitar 50 Lembaga Dakwah Kampus,  padahal teritori nya hanya satu kota saja. Berbeda dengan PUSKOMDA Sulawesi selatan dan barat yang menaungi 3 propinsi. Akan tetapi walau teritori dan jumlah LDK dalam sebuah PUSKOMDA berbeda, pada aplikasinya metode dan langkah geraknya bisa dikatakan tidak jauh berbeda, yang membedakan hanya effort yang harus diberikan dalam menjalankan strategi yang ada.

Berbicara tentang PUSKOMDA tentu kita akan berbicara pada bagaimana caranya untuk mengkoordinir LDK yang sangat banyak dengan berbagai masalah dan kendala yang dihadapinya. Bukan pekerjaan mudah tentunya, akan tetapi saya meyakini untuk menjadi PUSKOMDA yang baik, sebuah LDK harus mempunyai tim yang kuat serta ketekunan dan kesabaran dalam menjalankannya.
Keunikan dari mengelola PUSKOMDA adalah perbedaan kepahaman dan tingkat kemapaman dari LDK yang ada, dituntut adanya toleransi dalam hal kondisi ideal suatu gerakan. Walau pada umumnya sebuah gerakan berorientasi pada hasil, akan tetapi pada pengelolaan PUSKOMDA orientasi pada proses dan kemajuan bersama menjadi hal yang diprioritaskan. Selain itu keunikan lainnya adalah siklus SDM yang berbeda-beda, terkadang setiap pertemuan koordinasi sebuah LDK bisa diwakili oleh kader yang berbeda, sehingga perlu ada pemahaman ulang terkait ke FSLDK-an dan lain-lain.

Tim PUSKOMDA
Dalam pengelolaan PUSKOMDA perlu adanya tim yang memang focus pada PUSKOMDA itu sendiri, walau untuk posisi koordinator PUSKOMDA saya rekomendasikan kepala LDK langsung dengan tujuan adanya internaliasi FSLDK dalam tubuh LDK. Sangat di sayangkan jika dunia FSLDK hanya di pahami oleh sebagian orang saja, akan tetapi FSLDK harus menjadi milik dari semua elemen dalam tubuh LDK, maka dengan adanya kepala LDK sebagai koordinator PUSKOMDA akan lebih memudahkan untuk mengerahkan seluruh anggota LDK untuk terlibat, leader empowerment  bermain disini.
Siapa di dalamnya ?
Didalam tubuh tim PUSKOMDA diperlukan kader-kader yang memang bisa fokus untuk pengelolaan PUSKOMDA itu sendiri. Syarat anggota tim tidak begitu sulit, yang terpenting ia ; (1) mengerti cara membangun jaringan; (2) mobilitas tinggi; (3) tidak gagap teknologi IT dasar ( email, blog, Y!M ); (3) sabar dan pandai berkomunikasi. Untuk tim inti PUSKOMDA dalam sebuah LDK yang dipercaya sebagai koordinator, sekitar 5-7 orang ( sudah termasuk ketua LDK yang merangkap sebagai koordinator   PUSKOMDA ) saja sudah bisa dikatakan cukup. Peran yang bisa diberikan antara lain ;
  1. Koordinator
  2. Administrator
  3. Tim Pendampingan
  4. Tim SSDK ( strategi sukses dakwah kampus ) / pelatihan manajemen LDK
  5. Research and Development + Pusat Data Informasi
Hal lain yang harus diperhatikan adalah perlunya transfer knowledge yang baik dalam setiap pergantian kepengurusan. Pada beberapa PUSKOMDA, kepengurusan PUSKOMDA berbeda dengan kepengurusan LDK. Yang berganti hanya koordinator yang secara ex-officio adalah kepala LDK, akan tetapi tim nya sama dengan tujuan keberjalanan PUSKOMDA tetap pada jalurnya.
Struktur ?
Pada umumnya struktur dari PUSKOMDA menyerupai struktur yang diterapkan oleh PUSKOMNAS, yakni dengan system Badan Pengurus yang dibagi berdasarkan wilayah teritori, dan Badan Khusus yang mempunyai peran lebih pada spesifikasi dakwah tertentu. Jika digambarkan struktur PUSKOMDA dapat menjadi sepert berikut ;
  • BK (Badan Khusus) Media berperan dalam hal pembuatan media bersama PUSKOMDA dan pemanfaatan media lokal untuk membawa isu atau pesan tertentu. Di BK ini pula bisa dibuat semacam buletin, web bersama, pengelolaan mailing list PUSKOMDA atau memberikan akses kepada kader LDK untuk menulis di media lokal atau siaran di radio lokal.
  • BK Isu berperan dalam mengkaji dan meneruskan Isu yang akan di bawa oleh PUSKOMDA, seperti Isu Anti Pornografi, Penyimpangan Aqidah, Sosial politik, Jilbab dan sebagainya. Selanjutnya isu yang telah di kaji dikelola sedemikian hingga menjadi sebuah opini tertentu di masyarakat dalam wilayah PUSKOMDA
  • BK Jaringan Muslimah berperan dalam optimalisasi peran muslimah di PUSKOMDA. Sebagai perpanjangan tangan Jarmus Nasional yang saat ini di amanahkan kepada PUSKOMNAS Universitas Airlangga.
  • BK Mentoring berperan untuk mengadakan pementoringan di LDK yang membutuhkan bantuan dalam hal pengelolaan mentoring. Seperti suplai mentor dan internalisasi konsep permentoringan yang ada. Hal lain yang bisa dilakukan adalah legalisasi mentoring di kampus tertentu.
  • BK PMLDK berperan dalam optimasi peran pelatihan manajemen LDK dalam percepatan LDK yang ada dengan mengadakan pelatihan manajemen LDK.
  • BP wilayah adalah LDK yang berperan dalam koordinasi LDK yang berada dalam teritori tertentu dengan harapan controlling  LDK akan lebih mudah dilakukan. Jumlah Badang pengurus wilayah disesuaikan dengan kebutuhan dari wilayah yang ada.
Pembagian peran ?
Setiap BP dan BK adalah LDK yang dipercaya untuk mengelola Badan tersebut. Adanya pembagian peran ini kepada LDK yang ada mempunyai dua tujuan, yakni ; (1) Distribusi tanggung jawab agar merata dan tidak terbentuk hegemoni satu LDK saja; (2) akselerasi LDK dengan diberikan tanggung jawab lebih.  Untuk pemilihan LDK yang menjadi BP atau BK minimal LDK yang sudah pada level madya, dengan asumsi bahwa LDK madya sudah cukup stabil dalam pengelolaannya dan memiliki SDM lebih untuk pengelolaan PUSKOMDA.
Pembagian LDK
Dalam menjalankan peran sebagai PUSKOMDA setelah memiliki data valid tentang kondisi LDK yang ada dalam wilayah PUSKOMDA maka langkah selanjutnya yang perlu dilakukan adalan membagi LDK sesuai dengan kebutuhan. Kebutuhan disini antara lain ; pendampingan, pembagian peran di puskomda, dan koordinasi dakwah berdasarkan wilayah.
Levelisasi
Dalam standar yang pernah disusun oleh BK SPMN GAMAIS ITB tahun lalu, FSLDK mencoba membagi LDK dalam empat level, yakni ; pra-mula, mula, madya dan mandiri dengan ketentuan sebagai berikut :

Pra-Mula
Mula
Madya
Mandiri
Fokus Agenda
Membangun sebuah komunitas informal serta barisan kader inti, pada tahapan ini diharapkan dakwah kultural dan personal terjadi dan pencarian SDM, serta Berusaha melegalkan sebuah lembaga dakwah di tingkat universitas.
Menyusun dan menata sebuah lembaga dakwah yang sudah formal dan legal. Penataan SDM internal. Melakukan rektuitment kader secara massal dengan orientasi kulaitas. Melakukan syiar yang lebih luas dan tertata dengan baik.
Memilki basis massa simpatisan di seluruh fakultas. Dengan SDM yang ada mencoba melakukan ekspansi dakwah sehingga basis simpatisan bisa terbentuk di seluruh fakultas.Pada tahapan ini diharapkan fungsi utama LDK ( dakwiy dan khidamy ) dapat berjalan dengan baik
Memilki basis massa simpatisan di seluruh program studi/jurusan. Melakukan pola dakwah yang masif serta sinergis. Dengan adanya basis massa di semua program studi/jurusan, LDK sudah mempunyai kekuatan tersendiri dalam membangun sebuah paradigma Islam yang lebih komprehensif.
Struktur
Struktur berbentuk informal, dan sudah ada koordinasi diantara para personal aktifis dakwah agar dakwah bisa terstrukur dengan baik.
Drengan legal nya sebuah LDK. Pada tahapan ini strukur LDK secara sederhana bisa terbenruk.
Struktur LDK sudah harus lebih mencakup semua aspek dakwah ( dakwiy, siyasi, coordfaniy ). Sebuah LDK sudah mulai berkembang dan bisa mengakomodir semua lini dakwah yang bisa dijalankan.
Pengokohan struktur hingga stabil. Adanya sebuah lembaga dakwah fakultas/program studi/jurusan yang berada dibawah koordinasi LDK. Adanya perpanjangan tangan ini menunjukkan struktur dakwah di sebuah kampus sudah terkoordinir dan terdistribusi dengan baik.
Pedoman Operasional Da’wah
Menggunakan Pedoman Dakwah Asasiyah ( Al Qur’an dan As Sunnah )
Sudah menyusun pedoman dakwah operasional, yakni AD/ART
Memiliki GBHD ( garis besar haluan dakwah ) selama satu periodisasi
Adanya rancangan strategis Jangka Panjang Dakwah Kampus
Sumber : Risalah Manajemen Dakwah Kampus-Revised;GAMAIS ITB
Dengan adanya pembagian yang jelas akan levelisasi LDK maka akan memudahkan bagi PUSKOMDA untuk membagi pendampingan yang ada. Biasanya setiap LDK dalam level tertentu di kelompokkan dalam satu grup pendampingan agar lebih mudah dalam memberikan bimbingan. Perlu dipahami bersama bahwa levelisasi ini bukan untuk membedakan LDK yang ada, akan tetapi untuk lebih memudahkan pendampingan dan percepatan LDK. Justru perhatian lebih akan diberikan kepada LDK pra-mula dan mula, karena langkah awal membangun LDK merupakan fase yang sangat sulit sehingga memerlukan effort lebih dalam pengelolaannya.
Pembagian wilayah
Pembagian berdasarkan wilayah secara geografis. PUSKOMDA mengklasifikasikan LDK berdasar letak geografisnya dan mengelompokkan dalam satu koordinasi tertentu. Setelah dikelompokkan, ditunjuk satu LDK sebagai koordinator atau bisa disebut BP wilayah. Adanya BP wilayah ini untuk memperpendek jarak dan memperhemat biaya transportasi untuk koordinasi dakwah.
Peran khusus
Peran khusus yakni terkait BK dan BP.  Dimana LDK yang minimal sudah madya diberikan tanggung jawab tersebut. Menurut hemat saya LDK yang sedang berkembang harus diberikan tanggung jawab ini, karena pengalaman mengatakan LDK yang diberi tanggung jawab untuk pengelolaan PUSKOMDA, PUSKOMNAS dan sebagainya mengalami percepatan yang sangat baik. Hal ini dikarenakan LDK tersebut sudah bisa berpikir diluar LDK nya saja, dan sudah melihat bahwa kompleksitas masalah di luar kampus sangat banyak sehingga mereka memompa lebih banyak energi terhadap LDKnya agar bisa berkontribusi lebih banyak untuk FSLDK.
Pendampingan
Pendampingan merupakan bentuk peran PUSKOMDA yang bisa dikatakan paling sentral. Pola yang dilakukan memang seperti permentoringan akan tetapi lingkupnya adalah LDK. Pendampingan biasanya berisi controlling, motivating dan upgrading. Tiga peran ini harus bisa dijalankan oleh LDK yang diberi tanggung jawab sebagai pendamping. Biasanya satu pendamping bertanggungjawab terhadap 5-10 LDK yang tentunya secara levelisasi LDK berada di bawah LDK pendamping dan memiliki kedekatan secara geografis.
Untuk memastikan proses pendampingan berjalan dengan baik, maka yang bertugas untuk controlling, motivating, dan upgrading LDK pendamping adalah PUSKOMDA. Pola pendampingan yang dilakukan bisa seperti berikut ;
Pekan I
Pertemuan PUSKOMDA dengan LDK pendamping
Pekan II
Pertemuan LDK pendamping dengan LDK binaan
Pekan III
Pertemuan PUSKOMDA dengan LDK pendamping
Pekan IV
Pertemuan LDK pendamping dengan LDK binaan

Dengan adanya pertemuan selang-seling seperti diatas maka proses pendampingan akan bisa berjalan dengan rutin, harapannya jika LDK pendampin tidak bisa menyelesaikan permasalahan yang ada pada LDK binaannya maka bisa dibawa ke forum temu koordinasi PUSKOMDA dengan LDK pendamping dan di solusikan masalah yang ada pada pertemuan tersebut.
Pelatihan Manajemen LDK
Pelatihan Manajemen LDK adalah bentuk upgrading yang diberikan kepada LDK dalam rangka meningkatkan kapasitas LDK dalam memanajemen LDKnya. Bentuk Pelatihan dapat menyesuaikan dengan standar yang sudah dibuat oleh GAMAIS ITB selaku Badan Khusus Pelatihan Manajemen LDK ( PMLDK ) PUSKOMNAS. Besar harapan dari kami selaku BK, agar setiap PUSKOMDA memiliki Training Centre (TC) khusus. Adanya akselerasi untuk pendirian TC di setiap PUSKOMDA untuk membangun simpul pengembangan LDK yang merata di seluruh Indonesia. Kedepannya memang BK PMLDK Nasional GAMAIS ITB membuat panduan standar nasional saja, dan TC di PUSKOMDA yang menyesuaikan dengan kondisi yang ada di teritori tersebut. Karena setiap wilayah dakwah di Indonesia memiliki ke khasan dan cara dakwah yang tersendiri, sehingga TC  harus mampu mengadopsi standar yang ada dan mentransformasikan ke dalam bentuk yang paling ideal untuk daerah tersebut.
Pelatihan yang diberikan dapat dalam berbagai bentuk ;
(1)     Strategi Sukses Dakwah Kampus ( SSDK ). Bentuk pelatihan full-version yang menjabarkan dan mengsistematika algoritma berpikir dalam pengelolaan LDK. Meliputi sector kaderisasi dan pengembangan SDM, Syiar dan pelayanan Kampus, Keuangan, Kemuslimahan, Jaringan, Akademik dan Profesi, serta pengelolaan dakwah wilayah. Untuk SSDK ini bisa langsung mengundang Tim PMLDK Nasional dari GAMAIS ITB.
(2)     Training by request. Pelatihan yang dilakukan pada lingkup LDK saja, dimana permintaan materi disesuaikan dengan kebutuhan LDK. Saya merekomendasikan PUSKOMDA dapat memfasilitasi training pada setiap LDK setelah sebuah LDK melakukan suksesi dengan tujuan adanya standar kualitas LDK yang terus meningkat setiap tahunnya.
Permentoringan
Sebagai tulang punggung dakwah kampus, peran sentral mentoring belum bisa digantikan. Boleh saja dikatakan pula bahwa langkah awal pembinaan yang perlu dilakukan ketika baru berdiri. Sehingga menjadi tugas PUSKOMDA untuk memastikan bahwa pengurus LDK berjalan dengan baik permentoringannya. Disini peran PUSKOMDA bisa beragam dan bertahap tentunya antara lain ;
  1. Memberikan sosialisasi pengelolaan sistem mentoring ( termasuk kurikulum materi )
  2. Mensuplai mentor dari kampus lain kepada sebuah LDK. Biasanya LDK yang baru berdiri belum mempunyai jumlah mentor yang memadai sehingga perlu di impor dari kampus lain.
  3. Advokasi legalistas permentoringan di kampus, hingga tujuan akhirnya adalah adanya program mentoring wajib untuk mahasiswa ( minimal ketika mengambil mata kuliah Agama Islam ) dan kehadiran di mentoring menjadi syarat tersendiri yang mempengaruhi kelulusan mahasiswa.
Agenda Dinamisasi
Selain agenda rutin yang besifat untuk memajukan LDK, ada pula agenda eksidental yang mempunyai tujuan untuk menguatkan gerak bersama dan penguatan PUSKOMDA FSLDK dalam struktur sosial di wilayah berada. Agenda eksidental ini juga memberikan kader LDK dari berbagai kampus untuk saling mengenal dan berbagi pengalamannnya dalam dunia LDK.
Aksi Bersama
Aksi damai atau pawai keliling kota yang dilakukan bersama-sama dalam naungan PUSKOMDA. Adanya aksi bersama ini selain untuk memunculkan isu tertentu bisa juga memberikan kesempatan agar kader dalam naungan PUSKOMDA menjadi lebih dekat. Karena ketika kita sedang berjuang bersama , maka persaudaraan itu terasa lebih Indah. Bahkan sahabat saya FIkri Isryad ( anggota tim PUSKOMDA GAMAIS ), terkadang kita perlu mengadakan aksi dengan sengaja agar jiwa pergerakan PUSKOMDA dan nama PUSKOMDA di media local terusa terjaga.
Temu Kader
Jika aksi bersama tampak lebih heroik, maka temu kader bisa dikatakan lebih tenang. Bentuk temu kader bisa dengan mabit, ta’lim, rihlah dan sebagainya.
Kepanitiaan Bersama
Mengadakan kegiatan bersama dengan skala Kota atau propinsi yang dimana kepanitiaan berasal dari berbagai kampus. Uniknya dalam agenda yang dijalani oleh kader dari berbagai kampus adalah penyamaan jadwal yang tak kunjung usai, perbedaan pemahaman, perbedaan pola pikir, perbedaan ego, dan banyak sekali perbedaan, sehingga bisa dikatakan sangat sulit untuk menjalankan agenda dengan kepanitiaan bersama ini. Tahun lalu kami di PUSKOMDA Bandung Raya hampir menjalankan sebuah agenda kajian skala Bandung,  akan tetapi karena berbagai faktor, akhirnya agenda tersebut di undur. Akan tetapi pengalaman panitia yang ada mengatakan kerja keras mereka terbayar dengan pengalaman dakwah yang indah dengan kader dari berbagai kampus.
Pengalaman kami di GAMAIS ITB, setelah menjadi PUSKOMDA kepekaan kader GAMAIS terhadap permasalahan LDK di Indonesia kian bertambah dan sejak menjadi PUSKOMDA, GAMAIS baru banyak berkontribusi untuk akselerasi LDK di Indonesia. Sebelumnya GAMAIS hanya lebih banyak fokus pada pembenahan internal yang dimana menurut saya pembenahan internal tidak akan kunjung selesai. Akan tetapi dengan diberikan kesempatan untuk menjadi penggerak dakwah di Bandung Raya bisa dikatakan percepatan GAMAIS sebagai LDK juga meningkat pesat. Oleh karena itu, terinsipirasi oleh perkataan Hasdi Putra, mantan koordinator PUSKOMNAS. Beliau mengatakan seharusnya yang menjadi PUSKOMDA adalah LDK madya, agar percepatan mereka lebih cepat. Sedangkan LDK Mandiri seharunya sudah bisa berpikir skala Nasional, saat itu lah kekuatan FSLDK sebagai penggerak dakwah di kampus menjadi nyata.