Sebagai PUSKOMDA suatu wilayah, adakan masukan agar
kami bisa mengoptimalkan peran sebagai PUSKOMDA khususnya untuk percepatan
pembangunan lembaga dakwah kampus di wilayah kami ?
PUSKOMDA atau pusat komunikasi daerah FSLDK merupakan
koordinator dakwah untuk lembaga dakwah kampus pada daerah tertentu. Sebagai
contoh, tahun lalu GAMAIS ITB di amanahkan sebagai PUSKOMDA Bandung Raya yang
mengkoordninir sekitar 50 Lembaga Dakwah Kampus, padahal teritori nya
hanya satu kota saja. Berbeda dengan PUSKOMDA Sulawesi selatan dan barat yang
menaungi 3 propinsi. Akan tetapi walau teritori dan jumlah LDK dalam sebuah
PUSKOMDA berbeda, pada aplikasinya metode dan langkah geraknya bisa dikatakan
tidak jauh berbeda, yang membedakan hanya effort yang harus diberikan
dalam menjalankan strategi yang ada.
Berbicara tentang PUSKOMDA tentu kita akan berbicara
pada bagaimana caranya untuk mengkoordinir LDK yang sangat banyak dengan
berbagai masalah dan kendala yang dihadapinya. Bukan pekerjaan mudah tentunya,
akan tetapi saya meyakini untuk menjadi PUSKOMDA yang baik, sebuah LDK harus
mempunyai tim yang kuat serta ketekunan dan kesabaran dalam menjalankannya.
Keunikan dari mengelola PUSKOMDA adalah perbedaan
kepahaman dan tingkat kemapaman dari LDK yang ada, dituntut adanya toleransi
dalam hal kondisi ideal suatu gerakan. Walau pada umumnya sebuah gerakan
berorientasi pada hasil, akan tetapi pada pengelolaan PUSKOMDA orientasi pada
proses dan kemajuan bersama menjadi hal yang diprioritaskan. Selain itu
keunikan lainnya adalah siklus SDM yang berbeda-beda, terkadang setiap
pertemuan koordinasi sebuah LDK bisa diwakili oleh kader yang berbeda, sehingga
perlu ada pemahaman ulang terkait ke FSLDK-an dan lain-lain.
Tim PUSKOMDA
Dalam pengelolaan PUSKOMDA perlu adanya tim yang
memang focus pada PUSKOMDA itu sendiri, walau untuk posisi koordinator PUSKOMDA
saya rekomendasikan kepala LDK langsung dengan tujuan adanya internaliasi FSLDK
dalam tubuh LDK. Sangat di sayangkan jika dunia FSLDK hanya di pahami oleh
sebagian orang saja, akan tetapi FSLDK harus menjadi milik dari semua elemen
dalam tubuh LDK, maka dengan adanya kepala LDK sebagai koordinator PUSKOMDA
akan lebih memudahkan untuk mengerahkan seluruh anggota LDK untuk terlibat, leader
empowerment bermain disini.
Siapa di dalamnya ?
Didalam tubuh tim PUSKOMDA diperlukan kader-kader yang
memang bisa fokus untuk pengelolaan PUSKOMDA itu sendiri. Syarat anggota tim
tidak begitu sulit, yang terpenting ia ; (1) mengerti cara membangun jaringan;
(2) mobilitas tinggi; (3) tidak gagap teknologi IT dasar ( email, blog, Y!M );
(3) sabar dan pandai berkomunikasi. Untuk tim inti PUSKOMDA dalam sebuah LDK
yang dipercaya sebagai koordinator, sekitar 5-7 orang ( sudah termasuk ketua
LDK yang merangkap sebagai koordinator PUSKOMDA ) saja sudah bisa
dikatakan cukup. Peran yang bisa diberikan antara lain ;
- Koordinator
- Administrator
- Tim Pendampingan
- Tim SSDK ( strategi sukses dakwah kampus ) / pelatihan manajemen LDK
- Research and Development + Pusat Data Informasi
Hal lain yang harus diperhatikan adalah perlunya
transfer knowledge yang baik dalam setiap pergantian kepengurusan.
Pada beberapa PUSKOMDA, kepengurusan PUSKOMDA berbeda dengan kepengurusan LDK.
Yang berganti hanya koordinator yang secara ex-officio adalah kepala
LDK, akan tetapi tim nya sama dengan tujuan keberjalanan PUSKOMDA tetap pada
jalurnya.
Struktur ?
Pada umumnya struktur dari PUSKOMDA menyerupai
struktur yang diterapkan oleh PUSKOMNAS, yakni dengan system Badan Pengurus
yang dibagi berdasarkan wilayah teritori, dan Badan Khusus yang mempunyai peran
lebih pada spesifikasi dakwah tertentu. Jika digambarkan struktur PUSKOMDA
dapat menjadi sepert berikut ;
- BK (Badan Khusus) Media berperan dalam hal pembuatan media bersama PUSKOMDA dan pemanfaatan media lokal untuk membawa isu atau pesan tertentu. Di BK ini pula bisa dibuat semacam buletin, web bersama, pengelolaan mailing list PUSKOMDA atau memberikan akses kepada kader LDK untuk menulis di media lokal atau siaran di radio lokal.
- BK Isu berperan dalam mengkaji dan meneruskan Isu yang akan di bawa oleh PUSKOMDA, seperti Isu Anti Pornografi, Penyimpangan Aqidah, Sosial politik, Jilbab dan sebagainya. Selanjutnya isu yang telah di kaji dikelola sedemikian hingga menjadi sebuah opini tertentu di masyarakat dalam wilayah PUSKOMDA
- BK Jaringan Muslimah berperan dalam optimalisasi peran muslimah di PUSKOMDA. Sebagai perpanjangan tangan Jarmus Nasional yang saat ini di amanahkan kepada PUSKOMNAS Universitas Airlangga.
- BK Mentoring berperan untuk mengadakan pementoringan di LDK yang membutuhkan bantuan dalam hal pengelolaan mentoring. Seperti suplai mentor dan internalisasi konsep permentoringan yang ada. Hal lain yang bisa dilakukan adalah legalisasi mentoring di kampus tertentu.
- BK PMLDK berperan dalam optimasi peran pelatihan manajemen LDK dalam percepatan LDK yang ada dengan mengadakan pelatihan manajemen LDK.
- BP wilayah adalah LDK yang berperan dalam koordinasi LDK yang berada dalam teritori tertentu dengan harapan controlling LDK akan lebih mudah dilakukan. Jumlah Badang pengurus wilayah disesuaikan dengan kebutuhan dari wilayah yang ada.
Pembagian peran ?
Setiap BP dan BK adalah LDK yang dipercaya untuk
mengelola Badan tersebut. Adanya pembagian peran ini kepada LDK yang ada
mempunyai dua tujuan, yakni ; (1) Distribusi tanggung jawab agar merata dan
tidak terbentuk hegemoni satu LDK saja; (2) akselerasi LDK dengan diberikan
tanggung jawab lebih. Untuk pemilihan LDK yang menjadi BP atau BK minimal
LDK yang sudah pada level madya, dengan asumsi bahwa LDK madya sudah cukup
stabil dalam pengelolaannya dan memiliki SDM lebih untuk pengelolaan PUSKOMDA.
Pembagian LDK
Dalam menjalankan peran sebagai PUSKOMDA setelah
memiliki data valid tentang kondisi LDK yang ada dalam wilayah PUSKOMDA maka
langkah selanjutnya yang perlu dilakukan adalan membagi LDK sesuai dengan
kebutuhan. Kebutuhan disini antara lain ; pendampingan, pembagian peran di
puskomda, dan koordinasi dakwah berdasarkan wilayah.
Levelisasi
Dalam standar yang pernah disusun oleh BK SPMN GAMAIS
ITB tahun lalu, FSLDK mencoba membagi LDK dalam empat level, yakni ; pra-mula,
mula, madya dan mandiri dengan ketentuan sebagai berikut :
Pra-Mula
|
Mula
|
Madya
|
Mandiri
|
|
Fokus
Agenda
|
Membangun
sebuah komunitas informal serta barisan kader inti, pada tahapan ini
diharapkan dakwah kultural dan personal terjadi dan pencarian SDM, serta
Berusaha melegalkan sebuah lembaga dakwah di tingkat universitas.
|
Menyusun
dan menata sebuah lembaga dakwah yang sudah formal dan legal. Penataan SDM
internal. Melakukan rektuitment kader secara massal dengan orientasi
kulaitas. Melakukan syiar yang lebih luas dan tertata dengan baik.
|
Memilki
basis massa simpatisan di seluruh fakultas. Dengan SDM yang ada mencoba
melakukan ekspansi dakwah sehingga basis simpatisan bisa terbentuk di seluruh
fakultas.Pada tahapan ini diharapkan fungsi utama LDK ( dakwiy dan khidamy )
dapat berjalan dengan baik
|
Memilki
basis massa simpatisan di seluruh program studi/jurusan. Melakukan pola
dakwah yang masif serta sinergis. Dengan adanya basis massa di semua program
studi/jurusan, LDK sudah mempunyai kekuatan tersendiri dalam membangun sebuah
paradigma Islam yang lebih komprehensif.
|
Struktur
|
Struktur
berbentuk informal, dan sudah ada koordinasi diantara para personal aktifis
dakwah agar dakwah bisa terstrukur dengan baik.
|
Drengan
legal nya sebuah LDK. Pada tahapan ini strukur LDK secara sederhana bisa
terbenruk.
|
Struktur
LDK sudah harus lebih mencakup semua aspek dakwah ( dakwiy, siyasi,
coordfaniy ). Sebuah LDK sudah mulai berkembang dan bisa mengakomodir semua
lini dakwah yang bisa dijalankan.
|
Pengokohan
struktur hingga stabil. Adanya sebuah lembaga dakwah fakultas/program
studi/jurusan yang berada dibawah koordinasi LDK. Adanya perpanjangan tangan
ini menunjukkan struktur dakwah di sebuah kampus sudah terkoordinir dan terdistribusi
dengan baik.
|
Pedoman
Operasional Da’wah
|
Menggunakan
Pedoman Dakwah Asasiyah ( Al Qur’an dan As Sunnah )
|
Sudah
menyusun pedoman dakwah operasional, yakni AD/ART
|
Memiliki
GBHD ( garis besar haluan dakwah ) selama satu periodisasi
|
Adanya
rancangan strategis Jangka Panjang Dakwah Kampus
|
Sumber : Risalah Manajemen Dakwah
Kampus-Revised;GAMAIS ITB
Dengan adanya pembagian yang jelas akan levelisasi LDK
maka akan memudahkan bagi PUSKOMDA untuk membagi pendampingan yang ada.
Biasanya setiap LDK dalam level tertentu di kelompokkan dalam satu grup
pendampingan agar lebih mudah dalam memberikan bimbingan. Perlu dipahami
bersama bahwa levelisasi ini bukan untuk membedakan LDK yang ada, akan tetapi
untuk lebih memudahkan pendampingan dan percepatan LDK. Justru perhatian lebih
akan diberikan kepada LDK pra-mula dan mula, karena langkah awal membangun LDK
merupakan fase yang sangat sulit sehingga memerlukan effort lebih dalam
pengelolaannya.
Pembagian wilayah
Pembagian berdasarkan wilayah secara geografis.
PUSKOMDA mengklasifikasikan LDK berdasar letak geografisnya dan mengelompokkan
dalam satu koordinasi tertentu. Setelah dikelompokkan, ditunjuk satu LDK
sebagai koordinator atau bisa disebut BP wilayah. Adanya BP wilayah ini untuk
memperpendek jarak dan memperhemat biaya transportasi untuk koordinasi dakwah.
Peran khusus
Peran khusus yakni terkait BK dan BP. Dimana LDK
yang minimal sudah madya diberikan tanggung jawab tersebut. Menurut hemat saya
LDK yang sedang berkembang harus diberikan tanggung jawab ini, karena
pengalaman mengatakan LDK yang diberi tanggung jawab untuk pengelolaan
PUSKOMDA, PUSKOMNAS dan sebagainya mengalami percepatan yang sangat baik. Hal
ini dikarenakan LDK tersebut sudah bisa berpikir diluar LDK nya saja, dan sudah
melihat bahwa kompleksitas masalah di luar kampus sangat banyak sehingga mereka
memompa lebih banyak energi terhadap LDKnya agar bisa berkontribusi lebih
banyak untuk FSLDK.
Pendampingan
Pendampingan merupakan bentuk peran PUSKOMDA yang bisa
dikatakan paling sentral. Pola yang dilakukan memang seperti permentoringan
akan tetapi lingkupnya adalah LDK. Pendampingan biasanya berisi controlling,
motivating dan upgrading. Tiga peran ini harus bisa dijalankan oleh
LDK yang diberi tanggung jawab sebagai pendamping. Biasanya satu pendamping
bertanggungjawab terhadap 5-10 LDK yang tentunya secara levelisasi LDK berada
di bawah LDK pendamping dan memiliki kedekatan secara geografis.
Untuk memastikan proses pendampingan berjalan dengan
baik, maka yang bertugas untuk controlling, motivating, dan upgrading
LDK pendamping adalah PUSKOMDA. Pola pendampingan yang dilakukan bisa
seperti berikut ;
Pekan I
|
Pertemuan
PUSKOMDA dengan LDK pendamping
|
Pekan II
|
Pertemuan
LDK pendamping dengan LDK binaan
|
Pekan III
|
Pertemuan
PUSKOMDA dengan LDK pendamping
|
Pekan IV
|
Pertemuan
LDK pendamping dengan LDK binaan
|
Dengan adanya pertemuan selang-seling seperti
diatas maka proses pendampingan akan bisa berjalan dengan rutin, harapannya
jika LDK pendampin tidak bisa menyelesaikan permasalahan yang ada pada LDK
binaannya maka bisa dibawa ke forum temu koordinasi PUSKOMDA dengan LDK
pendamping dan di solusikan masalah yang ada pada pertemuan tersebut.
Pelatihan Manajemen LDK
Pelatihan Manajemen LDK adalah bentuk upgrading yang
diberikan kepada LDK dalam rangka meningkatkan kapasitas LDK dalam memanajemen
LDKnya. Bentuk Pelatihan dapat menyesuaikan dengan standar yang sudah dibuat
oleh GAMAIS ITB selaku Badan Khusus Pelatihan Manajemen LDK ( PMLDK )
PUSKOMNAS. Besar harapan dari kami selaku BK, agar setiap PUSKOMDA memiliki
Training Centre (TC) khusus. Adanya akselerasi untuk pendirian TC di setiap
PUSKOMDA untuk membangun simpul pengembangan LDK yang merata di seluruh Indonesia.
Kedepannya memang BK PMLDK Nasional GAMAIS ITB membuat panduan standar nasional
saja, dan TC di PUSKOMDA yang menyesuaikan dengan kondisi yang ada di teritori
tersebut. Karena setiap wilayah dakwah di Indonesia memiliki ke khasan dan cara
dakwah yang tersendiri, sehingga TC harus mampu mengadopsi standar yang
ada dan mentransformasikan ke dalam bentuk yang paling ideal untuk daerah
tersebut.
Pelatihan yang diberikan dapat dalam berbagai bentuk ;
(1) Strategi Sukses Dakwah
Kampus ( SSDK ). Bentuk pelatihan full-version yang menjabarkan dan
mengsistematika algoritma berpikir dalam pengelolaan LDK. Meliputi sector
kaderisasi dan pengembangan SDM, Syiar dan pelayanan Kampus, Keuangan,
Kemuslimahan, Jaringan, Akademik dan Profesi, serta pengelolaan dakwah wilayah.
Untuk SSDK ini bisa langsung mengundang Tim PMLDK Nasional dari GAMAIS ITB.
(2) Training by request. Pelatihan
yang dilakukan pada lingkup LDK saja, dimana permintaan materi disesuaikan
dengan kebutuhan LDK. Saya merekomendasikan PUSKOMDA dapat memfasilitasi
training pada setiap LDK setelah sebuah LDK melakukan suksesi dengan tujuan
adanya standar kualitas LDK yang terus meningkat setiap tahunnya.
Permentoringan
Sebagai tulang punggung dakwah kampus, peran sentral
mentoring belum bisa digantikan. Boleh saja dikatakan pula bahwa langkah awal
pembinaan yang perlu dilakukan ketika baru berdiri. Sehingga menjadi tugas
PUSKOMDA untuk memastikan bahwa pengurus LDK berjalan dengan baik
permentoringannya. Disini peran PUSKOMDA bisa beragam dan bertahap tentunya
antara lain ;
- Memberikan sosialisasi pengelolaan sistem mentoring ( termasuk kurikulum materi )
- Mensuplai mentor dari kampus lain kepada sebuah LDK. Biasanya LDK yang baru berdiri belum mempunyai jumlah mentor yang memadai sehingga perlu di impor dari kampus lain.
- Advokasi legalistas permentoringan di kampus, hingga tujuan akhirnya adalah adanya program mentoring wajib untuk mahasiswa ( minimal ketika mengambil mata kuliah Agama Islam ) dan kehadiran di mentoring menjadi syarat tersendiri yang mempengaruhi kelulusan mahasiswa.
Agenda Dinamisasi
Selain agenda rutin yang besifat untuk memajukan LDK,
ada pula agenda eksidental yang mempunyai tujuan untuk menguatkan gerak bersama
dan penguatan PUSKOMDA FSLDK dalam struktur sosial di wilayah berada. Agenda
eksidental ini juga memberikan kader LDK dari berbagai kampus untuk saling
mengenal dan berbagi pengalamannnya dalam dunia LDK.
Aksi Bersama
Aksi damai atau pawai keliling kota yang dilakukan
bersama-sama dalam naungan PUSKOMDA. Adanya aksi bersama ini selain untuk
memunculkan isu tertentu bisa juga memberikan kesempatan agar kader dalam
naungan PUSKOMDA menjadi lebih dekat. Karena ketika kita sedang berjuang
bersama , maka persaudaraan itu terasa lebih Indah. Bahkan sahabat saya FIkri
Isryad ( anggota tim PUSKOMDA GAMAIS ), terkadang kita perlu mengadakan aksi
dengan sengaja agar jiwa pergerakan PUSKOMDA dan nama PUSKOMDA di media local
terusa terjaga.
Temu Kader
Jika aksi bersama tampak lebih heroik, maka temu kader
bisa dikatakan lebih tenang. Bentuk temu kader bisa dengan mabit, ta’lim,
rihlah dan sebagainya.
Kepanitiaan Bersama
Mengadakan kegiatan bersama dengan skala Kota atau
propinsi yang dimana kepanitiaan berasal dari berbagai kampus. Uniknya dalam
agenda yang dijalani oleh kader dari berbagai kampus adalah penyamaan jadwal
yang tak kunjung usai, perbedaan pemahaman, perbedaan pola pikir, perbedaan
ego, dan banyak sekali perbedaan, sehingga bisa dikatakan sangat sulit untuk
menjalankan agenda dengan kepanitiaan bersama ini. Tahun lalu kami di PUSKOMDA
Bandung Raya hampir menjalankan sebuah agenda kajian skala Bandung, akan
tetapi karena berbagai faktor, akhirnya agenda tersebut di undur. Akan tetapi
pengalaman panitia yang ada mengatakan kerja keras mereka terbayar dengan
pengalaman dakwah yang indah dengan kader dari berbagai kampus.
Pengalaman kami di GAMAIS ITB, setelah menjadi
PUSKOMDA kepekaan kader GAMAIS terhadap permasalahan LDK di Indonesia kian
bertambah dan sejak menjadi PUSKOMDA, GAMAIS baru banyak berkontribusi untuk
akselerasi LDK di Indonesia. Sebelumnya GAMAIS hanya lebih banyak fokus pada
pembenahan internal yang dimana menurut saya pembenahan internal tidak akan
kunjung selesai. Akan tetapi dengan diberikan kesempatan untuk menjadi
penggerak dakwah di Bandung Raya bisa dikatakan percepatan GAMAIS sebagai LDK
juga meningkat pesat. Oleh karena itu, terinsipirasi oleh perkataan Hasdi
Putra, mantan koordinator PUSKOMNAS. Beliau mengatakan seharusnya yang menjadi
PUSKOMDA adalah LDK madya, agar percepatan mereka lebih cepat. Sedangkan LDK
Mandiri seharunya sudah bisa berpikir skala Nasional, saat itu lah kekuatan
FSLDK sebagai penggerak dakwah di kampus menjadi nyata.
Sumber : http://rudisantosoalfiqr.wordpress.com/2011/12/21/peran-puskomda-dalam-percepatan-dakwah-kampus/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar