Satu hal paling urgen yang seringkali dilalaikan oleh banyak manusia adalah tentang hakikat dirinya sebagai seorang hamba Allah Swt.. Manusia acap kali mengabaikan atau bahkan sengaja melupakannya. Dan dari akar masalah inilah timbul berbagai tindakan dosa, maksiat, kejahatan, dan kerusakan dalam kehidupan.
Sabtu, 14 Juli 2012
Ketika Mahasiswa Islam Jauh dari Tuntunan Agama
Satu hal paling urgen yang seringkali dilalaikan oleh banyak manusia adalah tentang hakikat dirinya sebagai seorang hamba Allah Swt.. Manusia acap kali mengabaikan atau bahkan sengaja melupakannya. Dan dari akar masalah inilah timbul berbagai tindakan dosa, maksiat, kejahatan, dan kerusakan dalam kehidupan.
Kamis, 05 Juli 2012
Mengasah Kebiasaan Menulis ADK
"Bagaimana meningkatkan kemampuan menulis bagi ADK ? adakah tips-tips sederhana yang bisa diterapkan ?" |
Memimpin, Melayani dan Mencintai
Selasa, 03 Juli 2012
Air Mata Saya Menetes di Rumah Dr Hidayat Nur Wahid
pkspanmas.com | Bismilaahhir Rahmaanir Rahiim,
Beberapa hari yang lalu saya berkesempatan untuk ikut dalam acara buka bersama dengan Ketua MPR-RI, DR Muhammad Hidayat Nurwahid, MA di rumah dinasnya, kompleks Widya Chandra dengan beberapa ikhwah. Ketika saya masuk ke rumah dinas beliau tsb, maka dalam hati saya bergumam sendiri: Alangkah sederhananya isi rumah ini.
Saya melihat lagi dengan teliti, meja, kursi2, asesori yg ada, hiasan di dinding. SubhanaLLAH, lebih sederhana dari rumah seorang camat sekalipun. Ketika saya masuk ke rumah tsb saya memandang ke sekeliling, kebetulan ada disana Ketua DPR Agung Laksono, Wk Ketua MPR A.M Fatwa, Menteri Agama, dan sejumlah Menteri dari PKS (Mentan & Menpera) serta anggota DPR-RI, serta pejabat-pejabat lainnya.
Lagi-lagi saya bergumam: Alangkah sederhananya pakaian beliau, tidak ada gelang dan cincin (seperti yang dipakai teman-teman pejabat yangg lain disana). Ternyata beliau masih ustadz Hidayat yg saya kenal dulu, yang membimbing tesis S2 saya dengan judul: Islam & Perubahan Sosial (kasus di Pesantren PERSIS Tarogong Garut). Terkenang kembali saat-saat masa bimbingan penulisan tesis tersebut, dimana saya pernah diminta datang malam hari setelah seharian aktifitas penuh beliau sebagai Presiden PKS, dan saya 10 orang tamu yang menunggu ingin bertemu.
Saya kebagian yg terakhir, ditengah segala kelelahannya beliau masih menyapa saya dengan senyum : MAA MAADZA MASAA’ILU YA NABIIL? Lalu saya pandang kembali wajah beliau, kelihatan rambut yang makin memutih, beliau bolak-balik menerima tamu, saat berbuka beliau hanya sempat sebentar makan kurma dan air, karena setelah beliau memimpin shalat magrib terus banyak tokoh yg berdatangan, ba’da isya & tarawih kami semua menyantap makanan, tapi beliau menerima antrian wartawan dalam & luar negeri yang ingin wawancara.
Tidak terasa airmata ana menetes, alangkah jauhnya ya ALLAH jihad ana dibandingkan dengan beliau, saya masih punya kesempatan bercanda dengan keluarga, membaca kitab dsb, sementara beliau benar-benar sudah kehilangan privasi sebagai pejabat publik, sementara beliaupun lebih berat ujian kesabarannya untuk terus konsisten dalam kebenaran dan membela rakyat. Tidaklah yang disebut istiqamah itu orang yang bisa istiqamah dalam keadaan di tengah-tengah berbagai kitab Fiqh dan Hadits seperti ana yang lemah ini.
Adapun yang disebut istiqamah adalah orang yg mampu tetap konsisten di tengah berbagai kemewahan, kesenangan, keburukan, suap-menyuap dan lingkungan yang amat jahat dan menipu. Ketika keluar dari rumah beliau saya melihat beberapa rumah diseberang yang mewah bagaikan hotel dengan asesori lampu-lampu jalan yg mahal dan beberapa buah mobil mewah, lalu ana bertanya pada supir DR Hidayat : Rumah siapa saja yg diseberang itu? Maka jawabnya : Oh, itu rumah pak Fulan dan pak Fulan Menteri dari beberapa partai besar. Dalam hati saya berkata: AlhamduliLLAH bukan menteri PKS. Saat pulang saya menyempatkan bertanya pada ustadz Hidayat: Ustadz, apakah nomor HP antum masih yang dulu?
Jawab beliau: Benar ya akhi, masih yg dulu, tafadhal antum SMS saja ke ana, cuma afwan kalo jawabannya bisa beberapa hari atau bahkan beberapa minggu, maklum SMS yang masuk tiap hari ratusan ke saya. Kembali airmata saya menetes. alangkah beratnya cobaan beliau & khidmah beliau untuk ummat ini, benarlah nabi SAW yang bersabda bahwa orang pertama yang dinaungi oleh ALLAH SWT di Hari Kiamat nanti adalah Pemimpin yang Adil. Sambil berjalan pulang saya berdoa : Ya ALLAH, semoga beliau dijadikan pemimpin yang adil dan dipanjangkan umur serta diberikan kemudahan dalam memimpin negara ini. Aaamiin ya RABB.
Penulis: Ust Nabil Almusawa
Beberapa hari yang lalu saya berkesempatan untuk ikut dalam acara buka bersama dengan Ketua MPR-RI, DR Muhammad Hidayat Nurwahid, MA di rumah dinasnya, kompleks Widya Chandra dengan beberapa ikhwah. Ketika saya masuk ke rumah dinas beliau tsb, maka dalam hati saya bergumam sendiri: Alangkah sederhananya isi rumah ini.
Saya melihat lagi dengan teliti, meja, kursi2, asesori yg ada, hiasan di dinding. SubhanaLLAH, lebih sederhana dari rumah seorang camat sekalipun. Ketika saya masuk ke rumah tsb saya memandang ke sekeliling, kebetulan ada disana Ketua DPR Agung Laksono, Wk Ketua MPR A.M Fatwa, Menteri Agama, dan sejumlah Menteri dari PKS (Mentan & Menpera) serta anggota DPR-RI, serta pejabat-pejabat lainnya.
Lagi-lagi saya bergumam: Alangkah sederhananya pakaian beliau, tidak ada gelang dan cincin (seperti yang dipakai teman-teman pejabat yangg lain disana). Ternyata beliau masih ustadz Hidayat yg saya kenal dulu, yang membimbing tesis S2 saya dengan judul: Islam & Perubahan Sosial (kasus di Pesantren PERSIS Tarogong Garut). Terkenang kembali saat-saat masa bimbingan penulisan tesis tersebut, dimana saya pernah diminta datang malam hari setelah seharian aktifitas penuh beliau sebagai Presiden PKS, dan saya 10 orang tamu yang menunggu ingin bertemu.
Saya kebagian yg terakhir, ditengah segala kelelahannya beliau masih menyapa saya dengan senyum : MAA MAADZA MASAA’ILU YA NABIIL? Lalu saya pandang kembali wajah beliau, kelihatan rambut yang makin memutih, beliau bolak-balik menerima tamu, saat berbuka beliau hanya sempat sebentar makan kurma dan air, karena setelah beliau memimpin shalat magrib terus banyak tokoh yg berdatangan, ba’da isya & tarawih kami semua menyantap makanan, tapi beliau menerima antrian wartawan dalam & luar negeri yang ingin wawancara.
Tidak terasa airmata ana menetes, alangkah jauhnya ya ALLAH jihad ana dibandingkan dengan beliau, saya masih punya kesempatan bercanda dengan keluarga, membaca kitab dsb, sementara beliau benar-benar sudah kehilangan privasi sebagai pejabat publik, sementara beliaupun lebih berat ujian kesabarannya untuk terus konsisten dalam kebenaran dan membela rakyat. Tidaklah yang disebut istiqamah itu orang yang bisa istiqamah dalam keadaan di tengah-tengah berbagai kitab Fiqh dan Hadits seperti ana yang lemah ini.
Adapun yang disebut istiqamah adalah orang yg mampu tetap konsisten di tengah berbagai kemewahan, kesenangan, keburukan, suap-menyuap dan lingkungan yang amat jahat dan menipu. Ketika keluar dari rumah beliau saya melihat beberapa rumah diseberang yang mewah bagaikan hotel dengan asesori lampu-lampu jalan yg mahal dan beberapa buah mobil mewah, lalu ana bertanya pada supir DR Hidayat : Rumah siapa saja yg diseberang itu? Maka jawabnya : Oh, itu rumah pak Fulan dan pak Fulan Menteri dari beberapa partai besar. Dalam hati saya berkata: AlhamduliLLAH bukan menteri PKS. Saat pulang saya menyempatkan bertanya pada ustadz Hidayat: Ustadz, apakah nomor HP antum masih yang dulu?
Jawab beliau: Benar ya akhi, masih yg dulu, tafadhal antum SMS saja ke ana, cuma afwan kalo jawabannya bisa beberapa hari atau bahkan beberapa minggu, maklum SMS yang masuk tiap hari ratusan ke saya. Kembali airmata saya menetes. alangkah beratnya cobaan beliau & khidmah beliau untuk ummat ini, benarlah nabi SAW yang bersabda bahwa orang pertama yang dinaungi oleh ALLAH SWT di Hari Kiamat nanti adalah Pemimpin yang Adil. Sambil berjalan pulang saya berdoa : Ya ALLAH, semoga beliau dijadikan pemimpin yang adil dan dipanjangkan umur serta diberikan kemudahan dalam memimpin negara ini. Aaamiin ya RABB.
Penulis: Ust Nabil Almusawa
Sumber : http://www.jalanpanjang.web.id/2009/09/air-mata-saya-menetes-di-rumah-dr.html
Posted in: Alam Islami,Artikel
Ada DuKa di Kuta Malaka bagian 3
"Tetaplah bertahan dan bersiap siagalah" |
Jam12.20 Hari semakin terik, usai insiden yang menegangkan
melihat akhwat yang terjatuh dari kretanya membuat ia tidak mengurungkan
niatnya untuk ke atas, segera ia mengumpulkan tenaga untuk bergegas ke atas,
geleng-geleng kepala ane (takjub benerr). Segera ane dan akh ikhwan turun ke
bawah menuju sungai ke 6, persiapan dzuhur yang sudah masuk waktunya. Akh budi
sudah stand by disana juga menunggu kedatangan kami di dekat sungai. Disana ane
, akh ikhwan dan akh budi mendapat kabar kalau konsumsi sudah dalam perjalanan.
Tapi kami putuskan untuk menjemput logistik usai dzuhur berjamaah, hmm dengan
perlenkapan sederhana kami mendirikan shalat dengan membentangkan pelampung
orange sebagai sajadah, menginjak rerumputan sebagai alas dibawah teriknya
siang tepat di pinggir jalan utama tempat para trainer memakirkan kendaraannya.
Usai shalat kami member kesempatan untuk akhwat shalat sambil bergegas
berangkat untuk menjemput logistik.
Jam 12.45 Ane dan akh budi berangkat bareng sambil disusul
akh ikhwan dibelakang, kemampuan akh budi mengenderai kreta Jupiter MX memang
tidak diragukan lagi, beberapa kali ane mencoba mengigatkan untuk tidak
berlebihan memacu kreta, apalagi kondisi jalan yang tidak baik, ane sebagai
penumpang hanya bisa was-was dibelakang, sepandai-pandai tupai melompat pasti akhirnya
jatuh juga, begitulah ungkapan yang tepat mengambarkan aksi jiwa muda akh budi,
naas kreta kami pun jatuh terjerembab dalam lubang yang mengangga di tikungan
dekat perkebuanan buah naga, hmm dasar anak muda, lecet sikit tak jadi masalah,
tapi yang jadi masalah bakalan dimarahin sama empunya kreta kalau kreta tsb
lecet. Akh ikhwan pun tersenyum melihat insiden tersebut, hehehe (let’s go,
perjalanan dilanjutkan)
Jam 12.55 Kami berpapasan dengan rombongan pengantar
logistik, karena bisa di tanggani sama panitia untuk mengantar ke TKP, langsung
ane sms akhwatnya untuk menyimpan nasi, air dan kuah untuk kami bertiga. Lanjut
perjalanan kami pun berubah , sekarang cari air dan bensin buat kreta Jupiter
MX yang sekarat di dekat jalan Banda Aceh- Medan.
13.15 Akhirnya kami tiba disalah satu warung kopi dekat
pasar samahani, nyantai sebentar sambil cari minuman dingin, tapi kebahagian
tersebut berubah tak kala akh budi n akh ikhwan ketinggalan dompet, semua mata
tertuju ke ane, iyalah dari pada 2 sohib ini jadi sandera di sumur belakang
warkop,ada sms masuk ke layar hp ane
dari trainer akhwat minta beli aqua sedang 2 botol , saatnya bergegas
meninggalkan warkop , mencari toko terdekat membeli logistik sekalian isi
minyak tanpa ada firasat buruk akan terjadi sesuatu saat akan kembali ke TKP.
14.00 Dalam perjalanan kembali ke pos tempat trainer dan
peserta akwat, ane melihat dari kejauhan kalau di atas bukit sudah berkumpul
awan hitam pekat mengeluarkan titik-titik air yang jatuh membasahi hutan kuta
malaka, sekilas posisinya tepat diatas area air terjun kuta malaka, waktu terus
berjalan, akh budi terus memacu Jupiter MX yang knalpotnya keropos berkarat
dibagian lehernya, sambil mengeluarkan uap panas yang mengenai ujung kaki ane,
sampai di area perkebunan buah naga , akh ikhwan terus berjalan lurus, tapi ane
kira akh ikhwan kesasar, padahal ane dengan akh budi sedang yang berjalan di
rute sungai 6 sampai 9 merupakan lajur yang jauh.
14.15 Akhirnya ane dan akh budi sampai juga di dekat sungai
ke 6, tapi ane spontan terkejut tas ikhwannya uda pada raib, ternyata uda
diamankan sama akhwatnya usai mereka shalat dzuhur tadi, ya ane segera bergegas
ke tempat akhwatnya untuk menyerahkan pesanan air mineral sekalian ngambil
makan siang buat trainer ikhwannya, nasib kurang mujur menimpa trainer
ikhwannya, terpaksa makan siang tanpa kuah dan air, untunglah salah satu
trainer akhwatnya ngasi satu botol air mineral ukuran sedang, jadinya 3 in 1
alias 3 ikhwan minum 1 botol (^_^!).
Sambil membawa nasi dan air , ane kembali ke sungai ke 6,
disana mencari posisi nyantai di atas bebatuan bersama akh budi n akh ikhwan,
isi nasi bungkus lumayan banyak menjadi tantangan buat ikhwannya yang uda
gabung ke GAM (Gerakan Anti Mubazir).
14.30 Bau khas masakan aceh rayeuk yang tak pernah ane
jumpai di warung nasi di Darussalam menambah semangat melahapnya, tapi akh
budi K.O tak sanggup mengahbiskan lagi,
lain halnya dengan akh ikhwan yang terpaksa harus ganti ikan dengan ane karena
alergi sama ikan laut, wong akh ikhwan orang dataran tinggi (Gayo). Ditengah
kekhusuyukan kami menikmati makan siang, tiba-tiba di tempat akhwat muncul
suara aneh dari dalam hutan, sontak mereka menelpon kami untuk bantu evakuasi
barang, dan ternyata anak mudanya akh budi yang terpanggil alias yang
mengangkat panggilan dari HPnya, wah parah juga
ane sama akh ikhwan yang mengabaikan tanda panggilan karna saking
khusyuknya makan siang.
15.00 Angin kencang disertai awan kelam mulai tampak
menandakan akan turunnya hujan di Kuta Malaka, segera ane memberi tau akh budi
untuk segera mengevakuasi para peserta yang masih berada di lokasi air terjun.
Petir pun mengelegar menambah suasana semakin mencekam, apalagi ane teringat
berita Koran serambi kalau sehari sebelumnya ada petani yang meninggal
tersambar petir di Seulimum,
15.05 Hujan pun turun, segera evakuasi pun dilakukan tanpa
banyak basa basi segera trainer ikhwannya mengamankan peralatan out bond dan
perlengkan lainya, trainer dan peserta akhwat yang sakit segera diputuskan
untuk dibawa ke jambo dekat sungai ke 4 setelah pagar perbatasan kebun buah
naga.
15.20 Peserta daurah dalam jumlah yang banyak mulai kembali
ke komplek buah naga, tampak ada yang memakai spanduk untuk melindugi dari
derasnya air hujan, disusul rombongan yang lain masih tertatih-tatih berjalan
lambat, suara petir dan kilat membahana dari arah pengunungan, sempat khawatir
akan tersambar petir, usai seluruh peserta dan trainer akhwat gelombang ke dua
yang turun dari arah air terjun barulah ane menyusul dari belakang menuju jambo
penjaga kebun buah naga.
15.40 usai sampai di jambo tersebut segera ane
memberitahukan kepada koordinator akhwat ada peserta yang sakit untuk segera
ditangani, tanda- tanda hujan akan berhenti pun mulai tampak walaupun para
trainer dan peserta sudah basah kuyup
semuanya, sesekali memperhatikan gunung yang diselimuti padang rumput, berjejer
berdiri tengap membentengi kebun buah naga, nah disinilah candaan akh sanusi
pun keluar, mulailah ia berkhayal membuat flying fox dan game benteng Takeshi… (^___^!).
16.15 Dari kejauhan air sungai pun sudah berwarna kuning
kecoklatan dan meluap membawa air bah dari air terjun kuta malaka, Para
trainer, pengurus dan peserta ikhwan bersiap mengambil wudhuk untuk mendirikan
shalat ashar ditengah rintik-rintik air hujan walaupun beratapkan langit
beralaskan spanduk seadanya. Usai shalat rombongan ikhwannya dilanjutkan
gelombang kedua rombongan akhwatnya.
16.30 para peserta di evakuasi kembali ke jambo dekat pagar
perbatasan kebun buah naga, mengingat truk agak susah memasuki areal buah naga
akibat sungai sudah meluap sebatas lutut orang dewasa.
17.00 Truk yang dinanti pun tiba, tapi baru ada satu,
menurut supirnya truk tersebut ngak bisa jalan satu rombongan khawatir ada yang
nyangkut dalam sungai,sambil menunggu truk yang lain, ane ngobrol dulu sama
peserta ikhwanya, akhirnya dapat juga berjumpa sama ketua musala SMUN4 Banda
Aceh, wah jadi nostalgia perjuangan Rohis FKRM jaman ane, tak lama berselang
datang 2 truk lainnya, sontak para peserta berebutan naik, tapi khusus truk
peserta ikhwan terlebih dulu evakuasi motor matik AA win ariga yang bocor ban
ke dalam bak truck, usai semua beres segera ane meninggalkan tkp lebih dulu
mengingat jalur yang dilalui akan rusak akibat jejak ban truck. (bersambung kebagian 4)
belum baca bagian 1 dan 2 silahkan klik link dibawah ini :
Langganan:
Postingan (Atom)