Sabtu, 16 Maret 2013

Generasi Buih Air Laut

By : Rahmat Idris.
Kita adalah generasi buih. romantis menurut kita adalah bila sudah dibukukan dan di filmkan. sedangkan yang tertulis dalam sirah kita abaikan.

Kita adalah generasi buih, menghabiskan waktu mendukung si lelaki dan perempuan yang menari di atas panggung kontes factor X,Y,Z tanpa mengerti apa sebenarnya keuntungan untuk kita. berdebat semalam suntuk soal penampilan si A yang begitu mempesona, si B yang kadung tinggi suara, si C yang unik kostumnya, lalu tidur tanpa sadar meninggalkan kewajiban shalat isya.


Kita adalah generasi buih, harga bawang merah dan putih naik saja kita mencaci langit, meributkannya di forum2 diskusi, menuduh kanan kiri, namun merasa jijik dan tidak pernah menghargai petani hortikultura. 


Kita adalah generasi buih, artis di idolakan bah berhala, pemain bola diagungkan bak dewa. klub-klub eropa adalah majelis-majelis ilmu sejati. mata lupa pejam hanya untuk menyaksikan performa mereka. memilih duduk di cafe-cafe hingga tengah malam, namun ketika shalat jum'at, dua ribupun enggan dimasukkan dalam celengan amal.


Kita adalah generasi buih, menangis tersedu-sedu melihat program seandainya aku menjadi, namun malah terbelalak aneh menatap serangan yahudi ke GAZA. sambil berkata, "Kenapa mereka hobi benar perang tiada habisnya?"


Kita adalah generasi buih, Ijazah adalah kehormatan, akidah bukanlah soal yang harus dibanggakan. tidak bisa baca quran tidak mengapa, tidak bisa berbahasa inggris adalah cela. lalu berharap diakhir hidup masuk syurga.


Kita adalah generasi buih, merasa merajai laut karena banyaknya, namun kenyataannya hanya buangan sisa yang selalu dihempas kepantai oleh ombak samudra.
Kita adalah generasi buih, dan selamanya buih adalah sia-sia.....


(dikutip dari status di Facebook beliau)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar