Oleh : Afriandi Ibnu Rasyid
|
Waktu terasa
cepat berputar, sedangkan mentari masih malu menampakkan diri, ya inilah kondisi
bulan februari, fase dimana malam lebih panjang dari pada siang, Hp ane
bergetar mengeluarkan aluanan minus one maher zain pertanda sebuah sms masuk,
dengan cepat ku buka pesan tersebut , surprise hari ini seorang alumni alihsan
akan datang ke Mushalla Alihsan, beliau adalah Ustad Adifal Susanto, hmm seumur
hidup sejak kuliah dipertanian belum pernah berjumpa dengan ustad Adifal
kecuali liat di foto profil fesbukk… (wah ketahuan ni banyak main fesbuk).
Selanjutnya serbuan sms serupa dari ikhwah yang lain untuk meramaikan pertemuan
jam setengah 10 pagi di Mushalla Alihsan (MAI).
Saking
bahagianya kedatangan ustad, pagi itu hadir lebih awal satu jam ke kampus, jam
di mushalla menujukkan pukul 09.30, tapi suasana MAI masih sangat sepi, didalam
sekret terdengar alunan tilawah oleh seorang ikhwah,di dalam sekret MAI juga
terjadi perubahan, papan mading ikhwan sudah terpasang gabus, terdapat tempelan
pengumuman dari Baju PDH sampai poster sebuah Hp yang berisi tentang jaringan
Alihsan lewat media.
Memamfaatkan waktu untuk dhuha, usai dhuha
kembali masuk ke sekret, diluar azwar menyakan tentang karya tulis ilmiah dan
birri pun tak mau ketinggalan dengan bahasan ekonometrika, pembahasan panjang
tak terasa dari kejauhan masuk seseorang berkemeja putih, karena tidak teralu
perhatian, diskusi pun berlanjut, sontak hafiz masuk ke dalam sekret
mengingatkan ustad adifal sudah tiba dan sedang menunaikan shalat dhuha.Tatkala
ustad sudah selesai shalat, kami menghampiri beliau sambil ta’ruf
(perkenalan),dari ta’ruf tersebut ustad sudah 2 hari di Banda Aceh , sebelumnya
ada mengisi materi di perkumpulan anak nagan dibanda aceh.
Meja dan sajadah
pun digelar, hijab dibuka setengahnya saja, ustad adifal yang juga anggota
komisi D DPRK Nagan Raya mengisi tempat yang sudah disediakan oleh kami,
Lantunan Taujih Rabbani di bacakan oleh Muzammil mengiringi pembukaan acara
tersebut, Muqadimah dari ustad pun dimulai dengan bercerita tentang dakawah
hari ini, dimana pekerja sedikit dengan pekerjaan banyak dilanjutkan
bernostalgia kembali ke tahun 2000 dimana meja panjang dari kayu ditutupi
sajadah merupakan cirri khas kajian di LDK Alihsan yang sampai kini masih
dipertahankan, trus sambil melihat kebelakang beliau menujkkan mimbar mushalla
yang telah melahirkan orator-orator unggul yang menyampaikan izzah islam.
Sisi menarik
juga dikisahkan tentang militansi kader-kader alihsan baik di tataran unsyiah
maupun fakultas, kisah heroik perjuangan ustad ditengah mencekamnya situasi
kampus pada saat pemira unsyiah tahun 2000, penyerangan BEM Unsyiah (kalo
sekarang PEMA) oleh kelompok rival dan aksi anak mushalla (istilah anak ldk saat
itu) yang di motori ustd Rolly, Pak Parno dan Bang Bustanul yang membuat aksi
didepan fakultas berupa orasi keisalaman yang dikenal dengan “Radikalisasi Elegan”. Aksi ini membuat kompetitor di kampus hijau mulai terhenyak dan tak
lagi memandang sebelah mata. Aksi ini menurut ustad adifal yang juga angkatan
pertama THP diikuti oleh seluruh kader ikhwan dan akahwat alihsan di bawah
terik matahari, namun hal itu tak mengurungkan niat tapi menambah keyakinan untuk menegakkan izzah islam.
Ada juga
kondisi ketika ustad adifal harus mengayuh sepeda dari kajhu untuk hadir pada
agenda di mushalla, juga ketua keputrian alihsan saat itu juga harus mengayuh
sepeda dari punge ke pertanian, maklum saja saat itu yang punya kendaraan motor
masih dihitung dengan jari, tapi itulah indahnya perjuangan yang membuat
generasi saat itu sangat militant, sampai-sampai motor seorang ikhwah (punya bg
Faisal Fahmy, kalo ane mungkin panggilnya Bapak/Ustad) dijadikan motor dakwah,
ada kejadian ketika di mesjid jamik mau dicuri ngak jadi, padahal motor dalam
keadaan posisi on, mungkin karena motor dakwah ya, maling jadi ngak amu nyuri
malah taubat kale..
Selanjutnya Ustad
adifal kembali membawa nostalgia alihsan juga diceritakan perjuangan dari
mushalla kayu (kini di komplek FP Lama) pindah ke Gedung Tipe C , saat itu kantin
tipe C (belakang MPR FP) berhasil direbut menjadi Mushalla, dengan dapur kantin
sebagai sekret ldk. Di akhir pertemuan ustad megigatkan kembali pentingnya
ukhwah islamiyah, tarbiyah (dibina dan membina) dan akselerasi percepatan study
dikampus (yang bagian ini kena banget ke ane). “kalo dulu kondis yang buat
ustad lama dikampus, sekarang rijalnya uda beda, masyarakat membutuhkan da’I yang
professional, utk itu yang masih lama dikampus segera percepat, “ ujar ustad
adifal yang mau wisuda S2 bulan maret ini.
Waktu jugalah
memisahkan pertemuan singkat ini, berhubung mau jum’atan ustad mengakhiri
pertemuan dengan memberikan bungong jaroe kepada amir alihsan , ustad pun
meninggalkan kampus dengan avanza silvernya menuju mesjid Baiturrahman. Sungguh pertemuan
yang berkesan seumur hidup.
(catatan ini
masih kurang dan jauh dari kesempurnaan, tapi inilah sebagai memori indah yang
harus ditulis, kalo ada penambahan, tafaddhal ditambahin yo)
Ladang Dakwah Kita " Al-Ihsan" , 17 Februari 2012.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar