Sabtu, 18 Februari 2012

1 Jam bersama Ustad Adifal Susanto di MAI

Oleh : Afriandi Ibnu Rasyid 


Ustad Adifal ketika berorasi pada agenda  Radikalisa Elegan di depan pelataran Statistik FP USK tahun 2000.



Waktu terasa cepat berputar, sedangkan mentari masih malu menampakkan diri, ya inilah kondisi bulan februari, fase dimana malam lebih panjang dari pada siang, Hp ane bergetar mengeluarkan aluanan minus one maher zain pertanda sebuah sms masuk, dengan cepat ku buka pesan tersebut , surprise hari ini seorang alumni alihsan akan datang ke Mushalla Alihsan, beliau adalah Ustad Adifal Susanto, hmm seumur hidup sejak kuliah dipertanian belum pernah berjumpa dengan ustad Adifal kecuali liat di foto profil fesbukk… (wah ketahuan ni banyak main fesbuk). Selanjutnya serbuan sms serupa dari ikhwah yang lain untuk meramaikan pertemuan jam setengah 10 pagi di Mushalla Alihsan (MAI).
Saking bahagianya kedatangan ustad, pagi itu hadir lebih awal satu jam ke kampus, jam di mushalla menujukkan pukul 09.30, tapi suasana MAI masih sangat sepi, didalam sekret terdengar alunan tilawah oleh seorang ikhwah,di dalam sekret MAI juga terjadi perubahan, papan mading ikhwan sudah terpasang gabus, terdapat tempelan pengumuman dari Baju PDH sampai poster sebuah Hp yang berisi tentang jaringan Alihsan lewat media.
 Memamfaatkan waktu untuk dhuha, usai dhuha kembali masuk ke sekret, diluar azwar menyakan tentang karya tulis ilmiah dan birri pun tak mau ketinggalan dengan bahasan ekonometrika, pembahasan panjang tak terasa dari kejauhan masuk seseorang berkemeja putih, karena tidak teralu perhatian, diskusi pun berlanjut, sontak hafiz masuk ke dalam sekret mengingatkan ustad adifal sudah tiba dan sedang menunaikan shalat dhuha.Tatkala ustad sudah selesai shalat, kami menghampiri beliau sambil ta’ruf (perkenalan),dari ta’ruf tersebut ustad sudah 2 hari di Banda Aceh , sebelumnya ada mengisi materi di perkumpulan anak nagan dibanda aceh.
Meja dan sajadah pun digelar, hijab dibuka setengahnya saja, ustad adifal yang juga anggota komisi D DPRK Nagan Raya mengisi tempat yang sudah disediakan oleh kami, Lantunan Taujih Rabbani di bacakan oleh Muzammil mengiringi pembukaan acara tersebut, Muqadimah dari ustad pun dimulai dengan bercerita tentang dakawah hari ini, dimana pekerja sedikit dengan pekerjaan banyak dilanjutkan bernostalgia kembali ke tahun 2000 dimana meja panjang dari kayu ditutupi sajadah merupakan cirri khas kajian di LDK Alihsan yang sampai kini masih dipertahankan, trus sambil melihat kebelakang beliau menujkkan mimbar mushalla yang telah melahirkan orator-orator unggul yang menyampaikan izzah islam.
Sisi menarik juga dikisahkan tentang militansi kader-kader alihsan baik di tataran unsyiah maupun fakultas, kisah heroik perjuangan ustad ditengah mencekamnya situasi kampus pada saat pemira unsyiah tahun 2000, penyerangan BEM Unsyiah (kalo sekarang PEMA) oleh kelompok rival dan aksi anak mushalla (istilah anak ldk saat itu) yang di motori ustd Rolly, Pak Parno dan Bang Bustanul yang membuat aksi didepan fakultas berupa orasi keisalaman yang dikenal dengan “Radikalisasi Elegan”. Aksi ini membuat kompetitor di kampus hijau mulai terhenyak dan tak lagi memandang sebelah mata. Aksi ini menurut ustad adifal yang juga angkatan pertama THP diikuti oleh seluruh kader ikhwan dan akahwat alihsan di bawah terik matahari, namun hal itu tak mengurungkan niat tapi menambah keyakinan untuk menegakkan izzah islam.
Ada juga kondisi ketika ustad adifal harus mengayuh sepeda dari kajhu untuk hadir pada agenda di mushalla, juga ketua keputrian alihsan saat itu juga harus mengayuh sepeda dari punge ke pertanian, maklum saja saat itu yang punya kendaraan motor masih dihitung dengan jari, tapi itulah indahnya perjuangan yang membuat generasi saat itu sangat militant, sampai-sampai motor seorang ikhwah (punya bg Faisal Fahmy, kalo ane mungkin panggilnya Bapak/Ustad) dijadikan motor dakwah, ada kejadian ketika di mesjid jamik mau dicuri ngak jadi, padahal motor dalam keadaan posisi on, mungkin karena motor dakwah ya, maling jadi ngak amu nyuri malah taubat kale..
Selanjutnya Ustad adifal kembali membawa nostalgia alihsan juga diceritakan perjuangan dari mushalla kayu (kini di komplek FP Lama) pindah ke Gedung Tipe C , saat itu kantin tipe C (belakang MPR FP) berhasil direbut menjadi Mushalla, dengan dapur kantin sebagai sekret ldk. Di akhir pertemuan ustad megigatkan kembali pentingnya ukhwah islamiyah, tarbiyah (dibina dan membina) dan akselerasi percepatan study dikampus (yang bagian ini kena banget ke ane). “kalo dulu kondis yang buat ustad lama dikampus, sekarang rijalnya uda beda, masyarakat membutuhkan da’I yang professional, utk itu yang masih lama dikampus segera percepat, “ ujar ustad adifal yang mau wisuda S2 bulan maret ini.
Waktu jugalah memisahkan pertemuan singkat ini, berhubung mau jum’atan ustad mengakhiri pertemuan dengan memberikan bungong jaroe kepada amir alihsan , ustad pun meninggalkan kampus dengan avanza silvernya menuju mesjid Baiturrahman. Sungguh pertemuan yang berkesan seumur hidup.

(catatan ini masih kurang dan jauh dari kesempurnaan, tapi inilah sebagai memori indah yang harus ditulis, kalo ada penambahan, tafaddhal ditambahin yo)

Ladang Dakwah Kita " Al-Ihsan" , 17 Februari 2012.






Tidak ada komentar:

Posting Komentar